TEMPO.CO, Jakarta - Buronan pemodal Malaysia Jho Low, yang dicari karena peran kuncinya dalam skandal 1MDB bernilai miliaran dolar, diyakini bersembunyi di Makau. Hal ini diungkapkan badan antikorupsi Malaysia kepada Reuters pada Selasa, 30 Mei, mengkonfirmasi laporan sebelumnya oleh Al Jazeera.
Al Jazeera sebelumnya mengutip tanggapan tertulis dari Komisi Anti-Korupsi Malaysia (MACC) tentang keberadaan Low di Makau.
“Ini juga dikonfirmasi oleh beberapa orang yang telah melihat Jho Low di Makau,” Al Jazeera mengutip MACC.
MACC mengonfirmasi kepada Reuters bahwa pihaknya telah mengeluarkan pernyataan tersebut kepada Al Jazeera, tetapi tidak menjelaskan lebih lanjut.
Low, yang bernama lengkap Low Taek Jho, telah didakwa di Malaysia dan Amerika Serikat karena diduga mendalangi pencurian dana negara 1Malaysia Development Berhad (1MDB) senilai US$4,5 miliar. Dia secara konsisten membantah melakukan kesalahan.
Pemodal Malaysia Jho Taek Low bisa dibilang adalah "penjahat kerah putih" yang paling dicari di dunia.
Gaya hidup mewah Jho Low, teman-teman terkenal dan berkuasa, hadiah mewah, real estat mewah, superyacht, dan jet pribadi menjadikannya wajah global dari apa yang oleh Departemen Kehakiman Amerika Serikat disebut sebagai kasus kleptokrasi terbesar yang pernah diselidiki.
Namun, pria ini menghilang pada 2016 ketika pihak berwenang dari Singapura hingga Australia dan AS menutup penipuan besar-besaran tersebut. Selama bertahun-tahun, pihak berwenang Malaysia mengklaim bahwa mereka telah berjuang untuk membawa kembali buronan 1MDB itu dari wilayah China.
Perintah penangkapan Jho Low dan pemberitahuan merah Interpol terhadapnya menyusul, pertama oleh Singapura pada Oktober 2016, kemudian Malaysia pada Juni 2018. Pada November 2018, dia didakwa oleh otoritas AS atas dugaan pencucian uang, penyuapan, dan pelanggaran hukum kampanye AS.
Pada Maret 2023, Kuwait menjatuhkan hukuman in absentia 10 tahun penjara karena pencucian dana 1MDB senilai US$1 miliar.
Namun, rekaman percakapan telepon dari Mei hingga November 2018 antara Jho Low dan perwakilan pemerintah Malaysia saat itu Perdana Menteri Mahathir Mohamad, mengungkapkan buronan itu bebas bergerak dari Makau ke Hong Kong dan sebaliknya.