TEMPO.CO, Jakarta - European Trade Union Confederation (ETUC) pada 26 Mei 2023, memutuskan untuk memboikot produk-produk yang dibuat di wilayah-wilayah pendudukan illegal oleh Israel di teritorial Palestina. ETUC adalah organisasi yang mewakili lebih dari 45 juta pekerja asal Eropa dan serikat buruh di Benua Biru.
ETUC juga menekankan pentingnya kebijakan untuk mencegah perusahaan-perusahan resmi yang ada di Uni Eropa dari upaya mengimpor atau ekspor produk-produk manufaktur yang dibuat di wilayah pendudukan illegal oleh Israel berdasarkan pakta-pakta Uni Eropa dan hukum internasional. Keputusan ETUC itu disampaikan dalam Kongres ETUC yang ke-15, yang digelar di Ibu Kota Berlin, Jerman.
Shaher Saad, Sekjen Palestine Trade Union Federation menyambut keputusan tersebut, yang sekaligus menyoroti penderitaan warga Palestina, di mana pada tahun ini saja jumlah korban tewas sudah mencapai 172 orang.
“Israel telah diubah sepenuhnya di bawah kepemimpinan pemerintahan sayap-kanan yang mengubah Israel menjadi rumah kaca dan inkubator rasisme, terorisme serta kekerasan pemukiman yang tak terkendali,” kata Saad.
Saad menyebut Israel menahan lebih dari 4.900 tahanan warga Palestina, di mana dari jumlah tersebut 31 adalah tahanan perempuan dan 160 anak-anak termasuk seorang perempuan usia di bawah 18 tahun. Ada pula seribu tahanan administratif, termasuk enam anak-anak.
Kantor berita Wafa mewartakan ETUC menekankan perlunya sebuah kesepakatan antara Israel dan Palestina yang bisa mengarah pada penerapan solusi dua negara dengan Yerusalem Timur sebagai Ibu Kota Palestina dan solusi abadi yang saling menghormati hak-hak masyarakat di kedua negara untuk hidup berdampingan dalam keamanan dan perdamaian.
Sumber: middleeastmonitor.com
Pilihan Editor: Eiger Pastikan 81 Persen Produk Diproduksi di Dalam Negeri
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.