TEMPO.CO, Jakarta - Merve Dizdar, pemenang aktris terbaik di Festival Film Cannes, kembali ke Turki, Minggu, 28 Mei 2023, dan disambut penggemar yang bersorak dan juga para pengkritik yang sinis, menyoroti polarisasi ekstrem di negara tersebut.
Dizdar, yang menyampaikan pidato emosional tentang perjuangan perempuan di Turki setelah menerima hadiahnya di Cannes pada Sabtu, mendarat di Istanbul tepat waktu untuk memberikan suaranya dalam pemilu Turki putaran kedua di mana pemimpin oposisi Kemal Kilicdaroglu berupaya keras melawan Presiden Tayyip Erdogan.
Baca juga:
Erdogan menang pemilu Turki pada putaran kedua ini, kemenangan yang akan mengarahkan pemerintahannya yang semakin otoriter memasuki dekade ketiga.
“Saya sangat gembira dengan dukungan yang saya lihat di sini,” kata Dizdar kepada Reuters setelah memberikan suaranya di sebuah sekolah di Istanbul. “Saya sangat senang membawa penghargaan seperti itu ke negara saya,” katanya, ketika para penggemar berfoto selfie dan menawarkan bunga kepadanya. “Saya sangat senang berbagi ini dengan semua saudara perempuan saya.”
Dizdar dianugerahi penghargaan aktris terbaik untuk perannya dalam "About Dry Grasses" sebagai guru di desa terpencil.
Dalam pidatonya di Cannes, Dizdar mengatakan bahwa dia tidak perlu berlatih untuk peran guru karena dia telah mengetahui bagaimana perasaan wanita seperti itu "dalam hati sejak hari saya lahir".
Pidato tersebut menimbulkan reaksi meremehkan dari sekutu Erdogan dan pejabat Turki.
Ibrahim Uslu, wakil ketua Badan Radio dan Televisi Tertinggi Turki, pengawas televisi, menuduh Dizdar merusak Turki.
"Pertama-tama Anda harus belajar untuk menghormati negara Anda sendiri, Merve Dizdar," kata Uslu di Twitter. "Hanya setelah melakukan itu barulah Anda mulai mengharapkan penghargaan atas trofi yang Anda terima."
Aktris Turki itu tidak menyesali pernyataannya. “Negara tempat saya dilahirkan, para wanita di sini, kita semua memiliki perjuangan, hadir di sini dan di seluruh dunia. Kami tahu betapa sulitnya menjadi seorang wanita dan saya berpidato tentang itu," katanya kepada Reuters.
REUTERS
Pilihan Editor: Kepala NATO Desak Kosovo Turunkan Ketegangan dengan Serbia