TEMPO.CO, Jakarta - Angkatan Darat Sudan mengumumkan sedang melakukan diskusi terhadap kemungkinan memperpanjang gencatan senjata menyusul seruan dari Arab Saudi dan Amerika Serikat pada Minggu, 28 Mei 2023 agar kesepakatan gencatan senjata dengan kelompok paramiliter Rapid Support Forces (RSF) diperpanjang. Perang antara Angkatan Darat Sudan dan RSF sudah berkecamuk selama enam pekan dan telah berdampak pada masuknya masuknya bantuan kemanusiaan untuk warga sipil di Sudan.
Warga Sudan mengungkap pada Minggu, 28 Mei 2023, bentrokan terdengar sepanjang malam di Ibu Kota Khartoum. Sedangkan sejumlah pemantau dari lembaga-lembaga HAM melaporkan telah terjadi pertempuran mematikan di El Fashir, yakni salah satu Ibu Kota di barat Darfur.
Konflik antara Angkatan Darat Sudan dengan RSF meletup pada 15 April 2023, di mana Khartoum menjadi medan tempur. Kondisi ini membuat Kota Khartoum terseok-seok tanpa hukum dan layanan masyarakat lumpuh. Lebih dari 1.3 juta orang meninggalkan Sudan untuk mengungsi. Pergolakan di Sudan telah menjadi ancaman ketidakstabilan di kawasan.
Baca Juga:
Gencatan senjata antara Angkatan Darat Sudan dengan RSF hanya berlangsung selama sepekan yang dimediasi oleh Arab Saudi dan Amerika Serikat, di mana pembicaraan berlangsung di Kota Jeddah. Gencatan senjata itu akan berakhir pada Senin, 29 Mei 2023.
Arab Saudi dan Amerika Serikat sama-sama memantau dari jarak jauh kesepakatan gencatan senjata tersebut, yang berulang kali dilanggar. Arab Saudi dan Amerika Serikat menyerukan agar Angkatan Darat Sudan dan RSF terus berdialog demi tercapainya kesepakatan memperpanjang gencatan senjata. Angkatan Darat Sudan mengatakan mereka sudah mendiskusikan kemungkinan untuk memperpanjang gencatan senjata, sedangkan RSF juga mengaku siap mendiskusikan kemungkinan memperbaharui kesepakatan tersebut.
“Meskipun tidak sempurna, perpanjangan gencatan senjata bagaimana pun bisa memfasilitasi pengiriman bantuan kemanusiaan yang amat dibutuhkan bagi masyarakat Sudan,” demikian pernyataan bersama Ara Saudi dan Amerika Serikat.
Sumber: english.alarabiya.net
Pilihan Editor: Jokowi Terbitkan Izin Ekspor Pasir Laut, Pengamat Soroti Minimnya Diskusi dengan Nelayan dan Masyarakat Lokal
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.