TEMPO.CO, Jakarta - Arab Saudi mengutuk serangan di rumah dinas Duta Besar Yordania untuk Sudan yang terletak di Ibu Kota Khartoum. Serangan itu buntut dari kekerasan yang masih berlanjut kendati sudah sepekan dilakukan kesepakatan gencatan senjata.
Sebelumnya pada Jumat, 26 Mei 2023, Kementerian Luar Negeri Yordania mengkonfirmasi rumah dinas Duta Besar Yordania di Khartoum diserang dan mengalami vandalisme. Duta Besar Yordania untuk Sudan dipastikan selamat karena saat serangan terjadi, dia sedang berada di Pelabuhan Sudan.
Dalam pernyataan yang diterbitkan oleh Kementerian Luar Negeri Arab Saudi disebutkan Kerajaan Arab Saudi mengutuk serangan tersebut dan menegaskan kembali penolakan terhadap segala bentuk kekerasan terhadap misi diplomatik di Sudan yang sedang bergejolak.
Riyadh juga memperbaharui seruannya terhadap pihak-pihak yang berkonflik di Sudan agar mematuhi perjanjian gencatan senjata jangka pendek.
Lebih dari sebulan konflik berkecamuk di Sudan, pakta gencatan senjata selama tujuh hari pun dibuat antara Angkatan Darat Sudan dengan paramiliter Rapid Support Forces (RSF). Gencatan senjata tersebut dimulai Senin pagi, 22 Mei 2023. Gencatan senjata ini dibuat agar bantuan kemanusiaan bisa masuk.
Meski kenyataannya gencatan senjata telah dinodai oleh kekerasan antara fraksi-fraksi bersenjata yang bertikai, namun para negosiator, mediator dan masyarakat internasional kalau gencatan senjata jangka panjang atau resolusi berpotensi bakal dicapai.
Total warga Sudan yang mengungsi ke negara-negara tetangga sudah lebih dari 153.200 orang. Mereka di antaranya berlindung ke Mesir, Chad, Ethiopia dan Central African Republic.
Sejak 15 April 2023, Sudan telah menjadi medan pertempuran antara tentara Sudan dengan Rapid Support Forces. Pertempuran ini telah menimbulkan korban tewas yang cukup besar dan luka-luka. Bantuan kemanusiaan pun masih sulit masuk ke Sudan.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyebut kekerasan yang berkecamuk di Sudan sebagai pengkhianatan terhadap tuntutan rakyat Sudan akan pemerintahan sipil. Amerika Serikat siap menawarkan bantuan kemanusiaan ketika kondisi memungkinkan. Sedangkan Kepala bantuan PBB Martin Griffiths mengatakan akan mengadakan pertemuan tatap muka dengan kedua belah pihak bertikai untuk mendapatkan jaminan atas konvoi bantuan
Sumber: middleeastmonitor.com
Pilihan Editor: PBB Desak Negara Besar Bantu Selesaikan Konflik Sudan, Grup Wagner Bantah Terlibat
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.