TEMPO.CO, Jakarta - Vladimir Kulishov, Kepala Border Guard Service, pada Sabtu, 27 Mei 2023, mengungkap sudah lebih dari 3.5 juta warga negara Ukraina yang melintasi wilayah perbatasan Rusia – Ukraina sejak Moskow meluncurkan operasi militer lebih dari setahun lalu.
Dalam wawancara dengan kantor berita TASS, Kulishov mengatakan lantaran situasi kemanusiaan yang memburuk di bidang pelayanan, maka otoritas Rusia sudah mengambil sebuah langkah besar untuk memfasilitasi masuknya jutaan warga negara Ukraina. Kulishov tidak mengklarifikasi apakah angka 3,5 juta itu merujuk pada jumlah warga negara Ukraina yang masih bertahan di Rusia atau jumlah mereka yang sudah angkat kaki dari Negeri Beruang Merah.
Kulishov hanya mengatakan konflik telah membuat naiknya ancaman serangan militer di area perbatasan Rusia – Ukraina, ada sejumlah upaya dari Kyiv untuk melakukan tindakan provokatif, mensabotase dan mengirim pasukan pengintai ke Rusia.
Sebelumnya pada awal bulan lalu, otoritas Ukraina menggeledah wilayah Belgorod yang terletak di area perbatasan Ukraina dengan Rusia. Dalam penggeledahan itu, satu warga sipil meninggal dan beberapa orang mengalami luka-luka.
Untuk mencegah insiden semacam itu di kemudian hari, otoritas Rusia meningkatkan keamanan di area perbatasan, di antaranya dengan membuat benteng pertahanan. Pada Maret 2023, TASS mewartakan berdasarkan sumber di penegakan hukum mengatakan total pengungsi dari Ukraina dan wilayah Donbass sudah tembus lebih dari 5.4 juta jiwa sejak konflik meletup. Dari jumlah tersebut, 744 adalah anak-anak. Otoritas setempat berupaya menyediakan bantuan medis, keuangan dan bantuan hukum.
Selain ke Rusia, warga negara Ukraina juga mengungsi ke sejumlah negara Eropa. Menurut Eurostat, diperkirakan saat ini ada 4 juta warga Ukraina yang mengungsi di bawah sejumlah skema perlindungan di Benua Biru.
Sumber: RT.com
Pilihan Editor: Gibran Makan Malam dengan Puan, Sempat Singgung Pertemuan dengan Prabowo
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.