TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pekerja bantuan kemanusiaan Belgia yang dipenjara di Iran dan seorang diplomat Iran yang dipenjara di Belgia dibebaskan pada Jumat dalam pertukaran tahanan yang dimediasi oleh Oman, kata kedua belah pihak.
Pekerja bantuan kemanusiaan Olivier Vandecasteele ditangkap dalam kunjungan ke Iran pada Februari 2022 dan pada Januari dijatuhi hukuman 40 tahun penjara dan 74 cambukan atas beberapa tuduhan, termasuk mata-mata.
Diplomat Iran Asadollah Assadi dihukum di Belgia pada 2021 sehubungan dengan rencana bom yang digagalkan di Prancis dan dijatuhi hukuman 20 tahun penjara.
Kedua negara menolak tuduhan terhadap warga negaranya sebagai rekayasa.
"Saat saya berbicara, Olivier Vandecasteele sedang dalam perjalanan ke Belgia. Jika semua berjalan sesuai rencana, dia akan bersama kita malam ini. Akhirnya bebas," kata Perdana Menteri Belgia Alexander De Croo pada Jumat, 26 Mei 2023.
"Tadi malam Olivier diterbangkan ke Oman di mana dia dirawat oleh tim tentara dan diplomat Belgia. Pagi ini dia menjalani sejumlah pemeriksaan medis untuk menilai kondisi kesehatannya dan untuk memungkinkannya kembali dalam kondisi terbaik," tambah De Croo.
TV pemerintah Iran melaporkan bahwa Assadi telah tiba di Teheran dan terlihat ia sedang duduk bersama para petinggi termasuk juru bicara pemerintah Ali Bahadori Jahromi.
Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian menggambarkan Assadi dalam sebuah posting Twitter sebagai "diplomat tak berdosa negara kami yang ditangkap secara ilegal melawan hukum internasional", dan mengatakan dia akan segera kembali ke Iran.
Dewan Nasional Perlawanan Iran (NCRI) di pengasingan, yang unjuk rasa di dekat Paris menjadi sasaran plot bom, mengatakan pembebasan Assadi 15 tahun sebelum hukumannya berakhir mendorong terorisme.
Mereka juga mengatakan pembebasannya juga melanggar putusan Mahkamah Konstitusi Belgia yang mengatakan pemerintah harus memberi tahu para korban sebelum pemindahan sehingga mereka memiliki kesempatan untuk membawanya kembali ke pengadilan.