Indonesia sendiri memiliki teori konspirasi tentang kematian Hitler yang cukup populer, yakni terkait makam dr. G. A. Poch alias dr. Poch di Surabaya, Jawa Timur. Ia diketahui sebagai dokter tua asal Jerman yang bertugas di Kapal Rumah Sakit “Hope” di Sumbawa Besar, Nusa Tenggara Barat. Poch meninggal dunia pada usia 81 tahun, 15 Januari 1970 pukul 19.30 di Rumah Sakit Karang Menjangan akibat serangan jantung. Ia dikubur satu hari kemudian di Makam Ngagel Rejo.
Asumsi bahwa dr. Poch sebenarnya adalah Adolf Hitler semakin kuat ketika kapal selam U-Boat milik Nazi ditemukan di Karimunjawa, Jawa Tengah pada 2013 silam. Kisah dr. Poch juga ditulis oleh Sosrohusodo dan disebarluaskan ke media massa. Walau banyak orang percaya bahwa dr. Poch dan Hitler adalah satu orang yang sama, dokumentasi lain mengungkap perbedaan fitur wajah seperti dahi, rambut, dan telinga di antara keduanya.
Hingga saat ini, belum ada peneliti maupun sejarawan Indonesia yang memiliki cukup bukti untuk sampai pada kesimpulan bahwa dr. Poch berkaitan dengan Adolf Hitler. Kemungkinan lainnya, teori konspirasi dr. Poch sama sekali tidak benar dan lebih baik ditinggalkan.
Ada teori lain yang populer di Barat. Sebuah konspirasi mengklaim bahwa Hitler tidak benar-benar mati di bunker Berlin, tetapi melarikan diri dan mencari perlindungan di Amerika Selatan, sekitar Argentina atau Brasil.
Mana yang paling Benar tentang Kematian Hitler?
Kisah berbelit-belit tentang jasad Hitler telah didokumentasikan secara ekstensif oleh seorang peneliti Australia, Giordan Smith. Singkatnya, selama bertahun-tahun, orang-orang Soviet (kemudian Rusia) mengeluarkan berbagai tengkorak yang mereka klaim sebagai milik Hitler, tetapi semuanya ditolak.
Satu bukti forensik yang paling pasti adalah rahang yang diduga cocok dengan catatan dari dokter gigi pribadi Hitler. Namun, Smith menunjukkan bukti tandingan bahwa catatan itu mungkin telah dipalsukan. Ia kemudian menulis bahwa otoritas Soviet menangkap dokter gigi Hitler dan pria tersebut menghilang ke gulag Soviet.
Pada akhirnya, tidak ada bukti nyata bahwa Hitler tewas di Führerbunker pada hari-hari terakhir April 1945. Tidak ada pula bukti nyata bahwa ia melarikan diri. Pihak berwenang sendirilah yang membuat peristiwa kematian Hitler dipenuhi kejanggalan.
Pasti ada cara bagi Hitler untuk sampai ke Amerika Selatan, tetapi tetap tidak ada buktinya. Semua laporan yang muncul hanya sebatas desas-desus. Jika mungkin Hitler selamat, sulit dipercaya badan intelijen Barat atau Mossad Israel mampu menyembunyikan pencariannya.
Skenario terwajar memanglah yang paling sederhana: Hitler mati di bunkernya walaupun kemungkinan besar dalam kondisi yang sangat berbeda dari sejarah resmi. Sekutu Barat ingin dunia percaya bahwa Hitler mati karena bunuh diri, sedangkan Soviet punya alasan sendiri untuk membiarkan misteri itu tidak terpecahkan.
Fakta sebenar-benarnya tentang kematian Hitler hanya akan terungkap dengan bukti kuat milik intelijen yang justru dikubur dalam-dalam.
NIA HEPPY | SYAHDI MUHARRAM | Military.com | LIPI.go.id
https://www.military.com/history/did-adolf-hitler-die-in-his-bunker.html
Pililhan Editor: Top 3 Dunia: Rusia Kerahkan Senjata Nuklir Taktis hingga Kontroversi Kata Allah di Malaysia