TEMPO.CO, Jakarta - Menteri pertahanan Rusia dan Belarus pada Kamis, 24 Mei 2023, menandatangani dokumen tentang penyebaran senjata nuklir taktis Rusia di Belarus, kantor berita milik negara Rusia TASS melaporkan.
Secara terpisah, media Rusia melaporkan bahwa Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan bahwa Barat sedang mengobarkan "perang yang tidak diumumkan" melawan Rusia dan Belarusia.
Rusia dan Belarusia, yang merupakan sekutu dekat dalam konflik di Ukraina, sepakat awal tahun ini untuk mengerahkan sebagian persenjataan nuklir taktis Moskow di Belarusia.
Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan bahwa, atas permintaan Minsk, Moskow akan mengerahkan senjata nuklir taktisnya di Belarusia, mirip dengan apa yang telah lama dilakukan Amerika Serikat di wilayah sekutunya.
Seperti yang ditunjukkan oleh pemimpin Rusia itu, pembangunan fasilitas penyimpanan senjata nuklir taktis akan selesai di Belarus pada 1 Juli.
Moskow telah memberi Minsk sistem rudal taktis Iskander yang mampu membawa senjata nuklir dan telah membantu Minsk melengkapi kembali pesawat militernya untuk membawa senjata khusus. Selain itu, kru dan pilot rudal Belarusia telah menjalani pelatihan di Rusia.
NATO sebelumnya mengecam pernyataan Putin itu dan menilai retorika nuklirnya "berbahaya".
Langkah tidak terduga itu adalah salah satu sinyal nuklir Rusia yang paling menonjol dan peringatan kepada NATO atas dukungan militernya untuk Ukraina.
"Retorika nuklir Rusia berbahaya dan tidak bertanggung jawab," kata juru bicara NATO Oana Lungescu, Minggu, 26 Maret 2023.
"NATO waspada dan kami memantau situasi dengan cermat. Kami belum melihat adanya perubahan dalam postur nuklir Rusia yang akan mengarahkan kami untuk menyesuaikan milik kami sendiri."
Putin menyamakan rencananya di Belarus dengan Amerika Serikat yang menempatkan senjatanya di Eropa, bersikeras bahwa Rusia tidak akan melanggar perjanjian non-proliferasi.
REUTERS | TASS
Pilihan Editor: Siapa Ron DeSantis, Capres AS dari Partai Republik Penantang Trump