TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mendesak Iran pada Rabu, 24 Mei 2023 untuk pertimbangkan kembali pasokan drone ke Rusia agar dapat menghentikan kejatuhan mereka ke dalam "sisi gelap sejarah."
Drone Shahed buatan Iran yang dipasok ke Moskow telah memainkan peran utama dalam serangan Rusia di kota-kota dan infrastruktur, meskipun Zelensky mengatakan pertahanan udara Kyiv sekarang adalah ahli dalam menjatuhkan mereka – sekitar 900 dari 1.160 ditujukan ke sasaran Ukraina.
"Pertanyaan sederhananya adalah: apa kepentingan Anda menjadi kaki tangan teror Rusia?" kata Zelenskiy dalam pidato video malamnya.
"Apa keuntungan bagi Iran dari pembunuhan sinis seperti itu? Oleh tangan Rusia, tetapi dengan senjatamu, ...Shahed-shahedmu, yang meneror Ukraina setiap malam, yang hanya berarti rakyat Iran didorong semakin dalam ke sisi gelap sejarah."
Rusia telah meningkatkan kerja sama militernya dengan Iran sejak meluncurkan invasi ke tetangganya pada Februari 2022.
Iran awalnya membantah memasok drone Shahed ke Rusia tetapi kemudian mengatakan telah memberikan sejumlah kecil sebelum konflik dimulai.
Rusia akan Kalah
Zelensky juga meyakini pesawat tempur F-16 akan menjadi sinyal bahwa Rusia akan kalah dalam agresinya dan semakin cepat keputusan diterapkan pada pesawat semakin baik.
“F-16 Ukraina pertama akan menjadi salah satu sinyal terkuat dari dunia bahwa Rusia hanya akan kalah karena agresinya. Ini akan menjadi lebih lemah dan semakin terisolasi,” kata Zelensky dalam pidato video malamnya.
"Hal utama adalah kecepatan dalam pelatihan dan persediaan -- yang berarti waktu antara pengambilan keputusan dalam perlindungan nyata untuk langit kita."
REUTERS
Pilihan Editor: Arab Saudi dan Kanada Buka Lagi Hubungan Diplomatik, setelah Putus 2018