TEMPO.CO, Jakarta - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) membutuhkan dana US$375 juta atau sekitar Rp 5 triliun untuk mendapatkan makanan, obat-obatan dan persediaan bantuan lainnya bagi jutaan orang yang terkena dampak topan yang menghancurkan sebagian Myanmar dan Bangladesh.
Myanmar bagian barat dan provinsi-provinsi di negara tetangga Bangladesh menanggung beban Topan Mocha pada 14 Mei, yang diperkirakan telah menewaskan ratusan orang dan menyebabkan kerusakan yang meluas. Wilayah itu ditempati populasi besar Muslim Rohingya dan pengungsi.
Untuk Myanmar, PBB mengatakan pihaknya membutuhkan US$122 juta untuk dana tambahan dan $211 juta dari dana yang ada untuk disalurkan untuk tanggap topan. Sementara US$42 juta terpisah dibutuhkan untuk Bangladesh.
"Kami sekarang berpacu dengan waktu untuk menyediakan tempat berlindung yang aman bagi orang-orang di semua komunitas yang terkena dampak dan mencegah penyebaran penyakit yang terbawa air," kata koordinator penduduk PBB untuk Myanmar, Ramanathan Balakrishnan, Selasa, 23 Mei 2023, seperti dilansir Reuters.
Balakrishnan menambahkan bahwa para donor perlu "menggali lebih dalam" untuk mendukung upaya bantuan.
Seruan itu datang ketika organisasi kemanusiaan berjuang untuk mengakses daerah yang paling parah terkena dampak badai. Mereka tengah menunggu izin dari pemerintah militer Myanmar.
Seorang sukarelawan senior yang berbicara dengan syarat anonim mengatakan kepada Reuters bahwa pasokan sedang disimpan di gudang-gudang di ibukota komersial Yangon saat mereka menunggu pembersihan lebih dari seminggu setelah bencana.
"Jika kami memiliki akses penuh dan tanpa hambatan, kami akan dapat mengosongkan gudang kami.. mengirim (persediaan) ke Sittwe dan memberikan bantuan dalam skala yang jauh lebih besar," kata pekerja bantuan tersebut. Dia menambahkan, lembaga bantuan tidak berbicara secara terbuka sebab takut pembalasan dari militer.
Seorang juru bicara junta tidak dapat dihubungi untuk memberikan komentar. Pimpinan militer mengatakan 145 orang tewas dalam badai tersebut dan bantuan sedang dikirim ke daerah yang terkena dampak.
Seorang korban selamat di Myanmar barat mengatakan melalui telepon, bahwa bantuan yang mencakup selimut dan kelambu telah mengalir ke desanya, yang berpenduduk sekitar 400 rumah tangga. Banyak di antaranya hancur sejak 19 Mei.
"Sebelum itu, mereka yang mampu membeli makanan dan mereka yang tidak mampu kelaparan. Kami tidak memiliki obat atau klinik dan sangat membutuhkan itu. Kami juga membutuhkan lebih banyak persediaan makanan," kata korban yang selamat, menolak untuk diidentifikasi karena alasan keamanan.
Dana tersebut akan membantu 1,6 juta orang yang terkena dampak di lima wilayah Myanmar - Chin, Sagaing, Magway, Kachin, dan Rakhine, yang memiliki komunitas besar Muslim Rohingya, minoritas teraniaya yang ditolak oleh pemerintah Myanmar berturut-turut.
Di Bangladesh, "sistem manajemen bencana yang canggih" menyelamatkan banyak nyawa tetapi infrastruktur dan rumah rusak berat, kata Gwyn Lewis, koordinator residen PBB di Dhaka.
REUTERS
Pilihan Editor: Perdana Menteri Jamin Papua Nugini Tak akan jadi Pangkalan Perang