TEMPO.CO, Jakarta - G7, yang mencakup Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Inggris, Prancis, Italia, dan Kanada bertemu di kota Jepang dengan bahasan utama perang Ukraina dan kekhawatiran yang meluas tentang kekuatan internasional China yang berkembang.
Antara kecemasan nuklir dan perang Ukraina
Sebelum memulai konferensi tingkat tinggi atau KTT G7 di Hiroshima, Jepang pada Jumat, 19 Mei 2023, para pemimpin negara anggota G7 akan meletakkan karangan bunga di Taman Peringatan Perdamaian Hiroshima. Rapat puncak yang diperkirakan bakal menentukan langkah strategis menanggapi invasi Rusia ke Ukraina, berlangsung hampir 78 tahun setelah kota itu diserang bom nuklir.
Perdana Menteri Fumio Kishida, yang mewakili Hiroshima di majelis rendah parlemen Jepang, seperti dilansir Reuters, mengatakan memilih Hiroshima untuk pertemuan puncak guna memusatkan perhatian pada pengendalian senjata.
Anak-anak sekolah mempersembahkan karangan bunga kepada para pemimpin G7. Mereka kemudian dengan sungguh-sungguh menempatkannya di taman peringatan.
Kekhawatiran jika Rusia gunakan nuklir dalam perang Ukraina
Hiroshima merupakan tempat pertama yang pernah diserang dengan senjata nuklir berada dalam situasi mendesak, setelah invasi Rusia ke Ukraina dan pembicaraan Presiden Vladimir Putin tentang kesiapannya untuk menggunakan senjata nuklir.
Rusia menyatakan siap menggunakan persenjataan nuklirnya untuk mempertahankan "integritas teritorialnya" jika perlu. Moskow menegaskan berulang kali bahwa alasannya menyerang Ukraina merupakan mekanisme pertahanan diri dalam menanggapi ancaman Barat.