TEMPO.CO, Jakarta -Presiden Cina Xi Jinping meluncurkan rencana besar untuk pembangunan Asia Tengah. Inisiatif ini membuat Cina mengambil peran kepemimpinan baru di wilayah yang secara tradisional menjadi wilayah pengaruh Rusia.
Xi mengumumkan rencana ini dalam pidatonya di konferensi tingkat tinggi Cina dan Asia tengah di barat laut Cina, Jumat, 19 Mei 2023.
Dia menegaskan Cina siap mengoordinasikan strategi pembangunan dengan Kazakhstan, Kyrgyzstan, Tajikistan, Turkmenistan, dan Uzbekistan, serta mempromosikan modernisasi semuanya.
Saat jumpa pers dengan para timpalannya dari Asia tengah, Xi mengatakan KTT ini telah menambah dorongan baru untuk pengembangan dan revitalisasi enam kabupaten. Dia juga menyebut kerja sama ini telah menyuntikkan energi positif yang kuat ke dalam perdamaian dan stabilitas kawasan.
"Kami akan bersama-sama mengembangkan paradigma baru kerja sama yang saling melengkapi dan saling menguntungkan tingkat tinggi,” kata Xi.
Dengan keterlibatan ini, Cina telah menempatkan dirinya di garis depan perlombaan untuk pengaruh politik dan aset energi di wilayah yang kaya sumber daya, di saat Rusia terganggu oleh perangnya di Ukraina.
Sementara penarikan pasukan AS dari Afghanistan mengurangi kehadiran Washington di wilayah tersebut.
Lima bekas republik Soviet, dengan jaringan koridor perdagangan, menawarkan Cina rute alternatif untuk mengangkut bahan bakar, makanan, dan komoditas lainnya jika terjadi gangguan di tempat lain.
Janji dukungan dan kerja sama pada KTT dua hari itu akan menghadirkan kontras dengan citra "negatif" Cina yang diajukan pada KTT para pemimpin Kelompok Tujuh (G7) di Jepang yang dimulai Jumat.
Dukungan Cina untuk Asia Tengah juga tampaknya menjadi penyeimbang tuduhan AS atas diplomasi koersifnya.
Xi mengatakan Cina dan negara-negara Asia Tengah harus memperdalam kepercayaan dan menawarkan "dukungan yang jelas dan kuat" pada kepentingan inti seperti kedaulatan, kemerdekaan, martabat nasional, dan pembangunan jangka panjang.
Dia tidak menyebut Ukraina, yang seperti negara-negara Asia Tengah, adalah bagian dari Uni Soviet. “Tiongkok siap membantu negara-negara Asia Tengah meningkatkan penegakan hukum, keamanan, dan pembangunan kemampuan pertahanan mereka,” katanya.