TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Digital Malaysia akan mengatur pertemuan dengan penyelenggara konser Coldplay di Kuala Lumpur bulan November untuk mempelajari lebih lanjut tentang sistem dan prosedur penjualan tiket mereka karena banyak keluhan warga yang kesulitan mendapatkannya.
Menteri Fahmi Fadzil mengatakan hal itu sebagai tanggapan atas keluhan para penggemar yang kesulitan membeli tiket Coldplay karena calo membeli secara borongan, demikian dilaporkan FMT, Jumat, 19 Mei 2023.
Seperti di Indonesia, banyak penggemar band asal Inggris di Malaysia yang tidak mendapat tiket meskipun sudah antre berjam-jam secara online. Namun di sejumlah situs penjualan, tiket ditawarkan dengan harga berkali-kali lipat.
Fahmi mengatakan pertemuan tersebut juga akan membahas langkah-langkah yang dapat diambil penyelenggara untuk memastikan masalah tersebut tidak muncul lagi.
“Di antara masalah yang mungkin kami perhatikan adalah cara pembelian tiket, dan apakah harus ada batasan atau ketentuan tertentu yang dikenakan pada penyelenggara,” katanya seperti dikutip dari kantor berita Bernama.
“Kami juga melihat ketentuan hukum yang ada untuk melihat apakah kami perlu mengambil tindakan,” katanya setelah melakukan kunjungan kehormatan dengan perdana menteri Sarawak Abang Johari Openg di majelis legislatif negara bagian Sarawak di Kuching.
Penggemar Coldplay Malaysia menggunakan media sosial untuk melampiaskan kekesalan mereka atas pemalsuan tiket untuk konser grup asal Inggris di Stadion Nasional Bukit Jalil pada 22 November.
Harga tiket untuk konser Coldplay berkisar antara RM228 hingga RM3,088 (atau sekitar Rp750 ribu hingga Rp10 juta), tetapi calo bahkan menjual kembali tiket termurah seharga lebih dari RM1,000 (Rp3,2 juta). Satu tiket dilaporkan dijual seharga RM43,000 atau Rp141 juta.
FREE MALAYSIA TODAY
Pilihan Editor Tamu Undangan KTT G7: dari Jokowi sampai Presiden Komoro