Bertikai tetapi Bertindak Selaras
Kholood Khair, seorang pakar dari Sudan dan direktur pendiri wadah pemikir Confluence Advisory, menambahkan bahwa kedua jenderal sangat jelas selaras dalam menekan kebebasan berbicara.
“Mereka tidak hanya bertentangan satu sama lain … tetapi mereka sangat selaras dan selalu selaras … dalam menghancurkan bagian-bagian negara yang tidak mereka sukai dan bagian dari kehidupan politik Sudan yang tidak mereka sukai,” katanya kepada Al Jazeera.
Kamis, RSF dilaporkan menyerbu kantor media surat kabar independen el-Hirak el-Siyasi untuk mengintimidasi staf dan mencuri barang-barang mereka, menurut sindikat tersebut.
Pada minggu yang sama, dilaporkan bahwa seorang gerilyawan RSF menembak jurnalis foto Faiz Abubakr dari belakang saat dia merekam bentrokan di jalan. RSF kemudian menahan, menginterogasi dan memukuli Abubakar, menuduhnya sebagai mata-mata intelijen militer.
“Jurnalis berada dalam bahaya nyata,” kata Mohamad el-Fatih Yousif, anggota Jaringan Jurnalis Sudan, sebuah kelompok kebebasan pers. "Tidak ada yang diizinkan untuk mengambil posisi netral."
Al Jazeera menghubungi juru bicara RSF dan penasihat politik Youssef Ezzat untuk menanyakan kepadanya tentang ancaman-ancaman dan serangan-serangan kelompok tersebut terhadap jurnalis.
“Saya tidak mendengar insiden apa pun terhadap para jurnalis dan sebenarnya RSF kooperatif dengan para jurnalis dan wartawan TV,” katanya.
Tak ada jurnalis yang berbicara kepada Al Jazeera menggambarkan RSF kooperatif, dan beberapa dari mereka menambahkan bahwa mereka sedang berpikir untuk melarikan diri ke luar dari negeri itu karena takut dijadikan target kelommpok milisi atau tentara.
Tetapi Abu Idriss mengatakan meskipun ia memahami alasan kolega-koleganya pergi dari Sudan, ia yakin para jurnalis harus tetap tinggal untuk memberikan narasi faktual perang tersebut.
“Kedua pihak yang berkonflik memiliki mesin informasi di media sosial yang membuat berita-berita palsu, menerbitkan ujaran-ujaran kebencian dan menyebar propaganda. Untuk alasan ini, para wartawan harus tetap tinggal, se hingga kita bisa memiliki suara netral,” katanya kepada Al Jazeera.
Abu Idriss menambahkan ia tidak akan meninggalkan kolega-koleganya sebagai ketua sindikat pers. “Menjadi tugas saya untuk tetap di Sudan,” katanya. “Dan saya harus berusaha dan melindungi [ jurnalis.]”
AL JAZEERA
Pilihan Editor: Ratusan Muslim Rohingya Dikhawatirkan Tewas akibat Topan Mocha