TEMPO.CO, Jakarta - Ukraina mengatakan pada Selasa 16 Mei 2023 bahwa pihaknya telah menembak jatuh enam rudal hipersonik Kinzhal Rusia dalam satu malam. Aksi ini menggagalkan senjata super yang sebelumnya disebut-sebut oleh Moskow tidak dapat dihentikan.
Seperti dilansir Reuters, ini adalah pertama kalinya Ukraina mengklaim telah menyerang seluruh rangkaian rudal hipersonik, dan jika dikonfirmasi akan menjadi demonstrasi dramatis dari keefektifan pertahanan udara Barat yang baru dikerahkan.
Enam Kinzhal, rudal balistik yang bergerak hingga 10 kali kecepatan suara, termasuk di antara 18 rudal yang diluncurkan Rusia ke ibu kota Ukraina, Kyiv semalam. Serangan ini menerangi Kyiv dengan kilatan dan menghujani puing-puing setelah diledakkan dari langit.
Panglima angkatan bersenjata Ukraina, Valeriy Zaluzhnyi mengatakan semuanya berhasil dicegat. Zaluzhnyi mengatakan pasukannya telah mencegat enam Kinzhal yang diluncurkan dari pesawat, serta sembilan rudal jelajah Kalibr dari kapal di Laut Hitam dan tiga Iskander yang ditembakkan dari darat.
Tidak ada komentar langsung dari Rusia.
Rusia menyerang target berbasis laut dan darat dengan rudal balistik dan jelajah sebagai bagian dari latihan nuklir strategis pada 19 Februari 2022. Latihan tahunan itu menampilkan peluncuran rudal hipersonik Kinzhal dan Tsirkon serta sejumlah senjata lainnya. Foto : Wikipedia
Otoritas kota di ibukota Ukraina mengatakan tiga orang terluka oleh puing-puing yang berjatuhan. "Kepadatannya luar biasa - jumlah maksimum serangan rudal dalam periode waktu tersingkat," Serhiy Popko, kepala administrasi militer kota Kyiv, mengatakan pada aplikasi pesan Telegram.
Awal bulan ini, Ukraina mengklaim telah menembak jatuh satu rudal Kinzhal di atas Kyiv untuk pertama kalinya, menggunakan sistem pertahanan udara Patriot AS yang baru dikerahkan.
Sebelumnya, kemampuan Patriot untuk mencegat rudal Kinzhal hanya sebatas teori. Memukul enam sekaligus menunjukkan Patriot bisa menjadi pertahanan yang andal.
Presiden Vladimir Putin, yang meluncurkan Kinzhal sebagai salah satu dari enam senjata "generasi berikutnya" pada 2018, telah sering disebut-sebut sebagai bukti perangkat keras militer Rusia yang mampu mengalahkan NATO.
Kinzhal, yang namanya berarti belati, dapat membawa hulu ledak konvensional atau nuklir hingga sejauh 2.000 km. Rusia menggunakannya dalam peperangan untuk pertama kalinya di Ukraina tahun lalu dan hanya mengakui menembakkannya dalam beberapa kesempatan.
Dengan pasukan Ukraina bersiap untuk melakukan ofensif untuk pertama kalinya dalam enam bulan, Rusia kini meluncurkan serangan udara jarak jauh pada frekuensi tertinggi perang.
Rusia telah meluncurkan delapan drone dan sejumlah rudal bulan ini, dibandingkan dengan mingguan selama musim dingin dan jeda pada Maret dan April. Kyiv mengatakan telah menembak jatuh paling banyak.
Pilihan Editor: Rusia Serang Kyiv Bertubi-tubi dengan Roket dan Drone
REUTERS