Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pengamat OSCE Menilai Pemilu Turki Kurang Transparan

Reporter

Editor

Ida Rosdalina

image-gnews
Pendukung Presiden Turki Tayyip Erdogan dan AK Party (AKP) berkumpul pada malam pemilihan, di Istanbul, Turki 15 Mei 2023. REUTERS/Dilara Senkaya
Pendukung Presiden Turki Tayyip Erdogan dan AK Party (AKP) berkumpul pada malam pemilihan, di Istanbul, Turki 15 Mei 2023. REUTERS/Dilara Senkaya
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta – Pengamat dari Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE) menilai Dewan Pemilihan Tinggi Turki (YSK) kurang transparan dalam menjalankan tugasnya selama pemilu di negara tersebut. Kerja-kerja media yang bias tentang kontestasi kemarin menjadi perhatian.

Delegasi OSCE mengatakan Presiden Recep Tayyip Erdogan dan partai-partai yang berkuasa di negara itu diuntungkan dengan keadaan saat ini. Sementara itu, partai-partai oposisi menghadapi kondisi kampanye yang tidak setara dan ini dianggap tidak bisa dibenarkan.

Temuan tersebut dikeluarkan pada konferensi pers pada Senin, 15 Mei 2023, oleh misi pengamatan bersama dari Kantor OSCE untuk Lembaga Demokrasi dan Hak Asasi Manusia (ODIHR), Majelis Parlemen OSCE (OSCE PA) dan Majelis Parlemen Dewan Eropa (PACE).

“Saya menyayangkan bahwa pekerjaan administrasi pemilu kurang dalam transparansi, serta bias yang luar biasa dari media publik dan keterbatasan kebebasan berbicara,” kata Duta Besar Jan Petersen, kepala misi pemantauan pemilu ODIHR, kepada pers saat konferensi di Ankara, seperti dilansir Reuters.

Petersen mengatakan pemilu Turki secara keseluruhan berjalan damai, meskipun ada sejumlah insiden. YSK telah bekerja dengan efisien. Delegasi memuji jumlah pemilih yang tinggi, menyatakan bahwa itu adalah indikator yang jelas dari "semangat demokrasi yang kuat".

“Proses penanganan pengaduan di semua tingkat penyelenggara pemilu kurang transparan dan keputusan Dewan Pemilihan Tertinggi yang dipublikasikan umumnya tidak cukup beralasan,” demikian laporan Misi Pemantau Pemilu Internasional.

Dewan pemilihan mengkonfirmasi putaran kedua 28 Mei antara Erdogan dan saingan oposisi Kemal Kilicdaroglu setelah tidak ada kandidat yang mendapatkan ambang batas 50 persen untuk menang dalam pemilihan presiden. Dengan 99 persen kotak suara dihitung, Erdogan memimpin dengan 49,4 persen suara atas 44,96 persen untuk Kilicdaroglu.

Dalam pemungutan suara parlemen, Aliansi Rakyat termasuk partai AKP Erdogan tampak memimpin mayoritas. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Demokrasi Turki terbukti sangat tangguh. Pemilihan ini memiliki jumlah pemilih yang tinggi dan menawarkan pilihan nyata. Namun, Turki tidak memenuhi prinsip dasar untuk mengadakan pemilihan yang demokratis," kata Frank Schawabe, ketua delegasi PACE.

Scawabe meminta pemerintah Turki untuk memastikan kebebasan pers. Dia menambahkan bahwa liputan yang menguntungkan Erdogan dan partai yang berkuasa oleh penyiar negara Turki sama dengan penyensoran.

Misi tersebut, yang mengerahkan 401 pengamat dari 40 negara di seluruh negeri, mengatakan intimidasi yang meluas dihadapi oleh Partai Kiri Hijau (YSP) yang pro-Kurdi. Namun demikian laporan itu tidak menyebut siapa yang bertanggung jawab. Beberapa politisi oposisi dikenai pembatasan, tambahnya, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Delegasi tersebut meminta pihak berwenang untuk mengambil langkah konkret untuk menjamin jumlah pemilih yang lebih tinggi di kota-kota yang terkena dampak gempa besar yang melanda Turki tenggara pada bulan Februari.

Misi OSCE mengatakan akan memantau pemilihan presiden 28 Mei. Farah Karimi, kepala delegasi PA OSCE, menyatakan penolakan akreditasi kepada anggota parlemen Denmark Soren Sondergaard dan anggota parlemen Swedia Kadir Kasirga sebagai pemantau pemilu oleh otoritas Turki adalah "keputusan yang disesalkan."

REUTERS

Pilihan Editor: Ukraina Puji Pencapaian di Bakhmut, Zelensky Dapat Tambahan Senjata dari Eropa

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Dewan Pers Anggap Revisi Kedua UU ITE Ancam Kebebasan Pers

14 jam lalu

Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi menerima laporan pembahasan RUU perubahan UU ITE oleh Wakil Ketua Komisi I DPR RI Abdul Kharis Almasyhari dalam Rapat Paripurna ke-10 Masa Persidangan II tahun 2023-2024 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 5 Desember 2023. DPR RI mengesahkan RUU tentang Perubahan Kedua Atas Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. TEMPO/M Taufan Rengganis
Dewan Pers Anggap Revisi Kedua UU ITE Ancam Kebebasan Pers

Dewan Pers mengajak masyarakat dan seluruh komunitas pers untuk bergerak mengkritisi revisi kedua atas UU ITE tersebut.


Rumah Sakit Dilarang Ungkap Jumlah Tentara Israel Korban Perang dengan Hamas

1 hari lalu

Seorang tentara Israel beroperasi di Jalur Gaza selama gencatan senjata sementara antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, dalam gambar selebaran yang dirilis pada 28 November 2023. Israel dan Hamas sepakat untuk memperpanjang gencatan senjata selama dua hari sejak Selasa dinihari, 28 November 2023. Pasukan Pertahanan Israel/Handout via REUTERS
Rumah Sakit Dilarang Ungkap Jumlah Tentara Israel Korban Perang dengan Hamas

Rumah sakit menyatakan juru bicara militer Israel meminta mereka mencocokkan laporan publik jumlah tentara Israel yang menjadi korban perang.


AS dan Turki Kompak Tolak Rencana Israel Bentuk Zona Penyangga di Gaza

2 hari lalu

Sejumlah warga Palestina tinggal di tenda setelah meninggalkan rumahnya akibat serangan Israel di sebuah kamp di Rafah, saat konflik antara Israel dan Hamas, di Jalur Gaza selatan, 6 Desember 2023. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
AS dan Turki Kompak Tolak Rencana Israel Bentuk Zona Penyangga di Gaza

AS dan Turki menolak permintaan Israel membentuk zona penyangga di Gaza. Menurut AS, Israel tak boleh mengambil wilayah Gaza.


Erdogan Kecam Keras ke Israel yang Ingin Habisi Hamas di Turki

3 hari lalu

Presiden Turki Tayyip Erdogan menghadiri konferensi pers dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz (tidak dalam gambar) di Kanselir di Berlin, Jerman, 17 November 2023. REUTERS/Liesa Johannssen
Erdogan Kecam Keras ke Israel yang Ingin Habisi Hamas di Turki

Erdogan mengecam keras rencana Israel yang ingin mengejar Hamas sampai ke luar negeri.


Revisi UU ITE Kedua Disahkan DPR: Jusuf Kalla, Rocky Gerung, Elsam dan KontraS Pernah Kritik RUU ITE

3 hari lalu

Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi menyerahkan salinan Pandangan Pemerintah terkait RUU untuk perubahan kedua UU ITE di Rapat Paripurna ke-10 masa sidang II tahun sidang 2023-2024 di Gedung Nusantara II DPR RI, Jakarta Pusat, Selasa 5 Desember 2023. ANTARA/Livia Kristianti
Revisi UU ITE Kedua Disahkan DPR: Jusuf Kalla, Rocky Gerung, Elsam dan KontraS Pernah Kritik RUU ITE

Revisi UU ITE disahkan DPR. Beberapa tokoh pernah kritik dan menolak UU ITE dari Jusuf Kalla, Rocky Gerung, KontraS hingga Elsam memuat pasal karet.


Erdogan Yakin Benjamin Netanyahu Nanti Akan Didakwa Kejahatan Perang

4 hari lalu

Mantan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memberi isyarat ketika dia berbicara kepada para pendukungnya dari sebuah truk di sebuah acara kampanye menjelang pemilihan Israel di Or Yehuda, Israel 30 Oktober 2022. REUTERS/Nir Elias
Erdogan Yakin Benjamin Netanyahu Nanti Akan Didakwa Kejahatan Perang

Recep Tayyip Erdogan percaya pada akhirnya Benjamin Netanyahu akan didakwa dengan tuduhan kejahatan perang atas serangan ke Gaza.


Sebut Tukang Jagal di Gaza, Erdogan Seret Netanyahu ke Pengadilan Internasional

7 hari lalu

Presiden Turki Tayyip Erdogan menghadiri konferensi pers dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz (tidak dalam gambar) di Kanselir di Berlin, Jerman, 17 November 2023. REUTERS/Liesa Johannssen
Sebut Tukang Jagal di Gaza, Erdogan Seret Netanyahu ke Pengadilan Internasional

Erdogan menyebut Netanyahu sebagai tukang jagal di Gaza. Ia mendesak pengadilan internasional meminta pertanggungjawaban Netanyahu dan Israel.


Presiden Turki Erdogan Terus Kecam Israel karena Serang Gaza, Berikut Pernyataan Kerasnya

8 hari lalu

Presiden Turki, Tayyip Erdogan dan PM Israel, Benjamin Netanyahu. Iakovos FOTO/Murat Cetinmuhurdar dan Hatzistavrou/Pool via REUTERS
Presiden Turki Erdogan Terus Kecam Israel karena Serang Gaza, Berikut Pernyataan Kerasnya

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menjadi salah satu pemimpin negara yang vokal mendukung Palestina. Berikut sederet kecaman Erdogan terhadap Israel.


Ganjar Sebut Pemerintah Tidak Boleh Baperan Kalau Dikritik

9 hari lalu

Calon Presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo menyampaikan pesan saat mendatangi kantor Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat dalam acara dialog pers, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis, 30 November 2023. Pada dialognya Ganjar ingin mengedukasi masyarakat untuk memilah berita dari media yang sumbernya dapat dipercaya serta tidak mudah percaya pada berita dari media sosial karena tidak memiliki aturan yang jelas. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Ganjar Sebut Pemerintah Tidak Boleh Baperan Kalau Dikritik

Ganjar Pranowo menilai media wajib mengkritik pemerintah sebagai tugas kontrol oleh publik dan kebebasan pers.


Erdogan Mencap Netanyahu Sebagai Penjagal Gaza

10 hari lalu

Presiden Turki, Tayyip Erdogan dan PM Israel, Benjamin Netanyahu. Iakovos FOTO/Murat Cetinmuhurdar dan Hatzistavrou/Pool via REUTERS
Erdogan Mencap Netanyahu Sebagai Penjagal Gaza

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mencap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebagai "tukang jagal Gaza"