TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin Partai Move Forward Pita Limjaroenrat menyatakan siap menjadi perdana menteri Thailand berikutnya. Partai ini mengklaim kemenangan dalam pemilu Thailand yang digelar pada Minggu, 14 Mei 2023. Kemenangan Move Forward ini menghancurkan partai-partai yang didukung militer.
“Saya Pita Limjaroenrat, perdana menteri berikutnya Thailand,” katanya kepada wartawan di kantor pusat MFP di Bangkok. “Kami siap membentuk pemerintahan,” ujarnya. Ia bersumpah menjadi perdana menteri untuk semua.
Lonjakan suara Partai Move Forward yang menakjubkan dalam pemilu Thailand, menjadikan partai ini menjadi yang terbesar diikuti oleh saingannya, Pheu Thai. Partai Pheu Thai adalah milik milarder mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra.
Pita Limjaroenrat mengatakan dia akan berusaha membangun koalisi dengan enam partai termasuk Pheu Thai. Pria berusia 42 tahun itu mengatakan telah menelepon Paetongtarn Shinawatra, kandidat utama Pheu Thai untuk menjadi perdana menteri. Ia juga memberi selamat atas kampanyenya dan mengundangnya untuk bergabung dengan koalisi.
Berdasarkan hasil hitung cepat pemilu Thailand yang digelar pada Minggu, 14 Mei 2023, Partai Move Forward mencatat kemenangan 112 dari 400 kursi di parlemen daerah pemilihan. Penghitungan suara tidak resmi pada pukul 10 pagi pada hari Senin 15 Mei 2023 telah selesai 99 persen dengan 14,1 juta suara untuk anggota parlemen. Partai Move Forward mengalahkan Partai Pheu Thai yang juga memiliki 112 kursi daerah pemilihan tetapi hanya 10,8 juta suara daftar partai.
Partai Bhumjaithai di tempat ketiga dengan 68 anggota parlemen daerah pemilihan dan Palang Pracharath di urutan keempat dengan 39 anggota parlemen daerah pemilihan.
Tempat ketiga dalam kontes daftar partai adalah Partai Persatuan Bangsa Thailand pimpinan PM Prayut dengan 4,67 juta suara, diikuti oleh Partai Bhumjaithai dengan 1,12 juta suara.
Pita Limjaroenrat sempat diragukan banyak pihak. Selama hampir satu dekade pemerintahan di Thailand dikuasai oleh administrasi yang didukung militer.
Pita, yang kini berusia 42 tahun, telah hadir secara dinamis di jalur kampanye. Dia memanfaatkan masa muda dan energinya untuk menjangkau para pemilih yang kecewa dan mendambakan perubahan setelah delapan tahun pemerintahan yang didukung militer.
“Kita bersama-sama akan menulis ulang sejarah politik Thailand. Pilih Maju, Thailand berubah,” kata Pita, yang punya paras bagus untuk difoto, kepada para pendukung yang gembira pada rapat umum terakhir MFP di Bangkok pada Jumat, seperti dikutip Malay Mail.
Ayah satu anak ini dianggap sebagai jantung politik, karena telah menginspirasi bak bintang pop pada para pendukungnya. Dididik di Selandia Baru dan Amerika Serikat, ia belajar di Harvard dengan beasiswa internasional, sebelum menjadi pengusaha.
Namun, setelah kematian ayahnya ketika dia berusia 25 tahun, Pita kembali ke rumah untuk menjalankan bisnis keluarganya yang terlilit utang Agrifood, dengan misi membalikkan keadaan. Dia kemudian menjadi direktur eksekutif aplikasi transportasi dan pengiriman Grab Thailand.
Pada 2012 ia menikah dengan aktris TV Thailand Chutima Teepanat, dan mereka memiliki seorang putri berusia tujuh tahun. Pernikahan itu kandas pada 2019. Putrinya tampil menonjol dalam kampanye dengan Pita membawanya ke atas panggung setelah pidato, yang sangat menyenangkan orang banyak.
MALAY MAIL | NATION THAILAND | REUTERS