TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Komite Investigasi Rusia, Alexander Bastrykin, menyarankan kepemilikan sektor-sektor utama ekonomi dikembalikan ke negara atau nasionalisasi untuk mendukung pendanaan perang melawan Ukraina.
Pemerintah Rusia sebelumnya menyita aset atau membelinya dengan diskon besar beberapa perusahaan Barat yang telah keluar dari Rusia atau mengurangi aktivitas mereka sejak invasi ke Ukraina Februari 2022.
"Kami pada dasarnya berbicara tentang keamanan ekonomi dalam perang," kata Alexander Bastrykin, kepala Komite Investigasi, dalam sebuah konferensi yang disiarkan secara online. "Mari kita ikuti jalur nasionalisasi sektor-sektor utama ekonomi kita."
Bastrykin, yang melapor langsung ke Presiden Vladimir Putin, biasanya tidak mengurus kebijakan di bidang ekonomi.
Rusia melakukan privatisasi yang luas dan seringkali kacau pada 1990-an, setelah runtuhnya Uni Soviet yang komunis.
Beberapa aset negara paling berharga berakhir di tangan oligarki, banyak di antaranya kemudian menjual perusahaan mereka atau dipaksa menyerahkan kendali kembali ke negara di bawah Putin.
Ekonomi Rusia dan pundi-pundi pemerintah sangat bergantung pada produksi minyak, gas, dan logam.
Gazprom, produsen gas alam terbesar Rusia, sudah dikuasai oleh negara. Perusahaan minyak terbesarnya, Rosneft, secara resmi tidak berada di bawah kendali pemerintah tetapi dipimpin oleh Igor Sechin, sekutu lama Putin.
Moskow tidak menyebut intervensinya di Ukraina sebagai invasi, dan mengatakan pihaknya harus bertindak untuk membela warga Ukraina yang berbahasa Rusia dan mencegah ancaman dari NATO - argumen yang ditolak oleh Kyiv dan Barat sebagai dalih tak berdasar untuk upaya penaklukan.
REUTERS
PILIHAN EDITOR Suhu di Singapura Capai Rekor Tertinggi Selama 40 Tahun Terakhir