TEMPO.CO, Jakarta - Seorang anggota parlemen Denmark asal Greenland, Aki-Matilda Hoegh-Dam, menggunakan bahasa daerah Inuit saat berdebat sehingga membuat anggota DPR lainnya kebingungan.
Hoegh-Dam, 23 tahun, sedang menyoroti hubungan yang tegang antara Denmark dan Greenland dalam sidang yang digelar Jumat, 12 Mei 2023 itu..
Salah satu dari dua anggota parlemen Denmark yang mewakili Greenland itu, berpidato selama hampir 7 menit dalam bahasa ibunya selama debat tentang hubungan antara Denmark dan Greenland.
Hoegh-Dam menolak setelah ketua parlemen memintanya untuk mengulangi pidatonya dalam bahasa Denmark.
Greenland, sebuah koloni Denmark hingga 1953 ketika menjadi bagian formal Kerajaan Denmark, memiliki bahasa Inuit, tetapi bahasa Denmark masih diajarkan di sekolah. Kedua bahasa itu tidak sama.
Hubungan antara Denmark dan Greenland memburuk baru-baru ini menyusul pengungkapan pelanggaran oleh otoritas Denmark di Greenland selama abad ke-20, termasuk pemasangan alat kontrasepsi pada beberapa wanita Greenland selama tahun 1960-an dan 1970-an.
"Saya tidak mengerti mengapa tidak diizinkan berbicara apa yang dikategorikan sebagai bahasa resmi Greenland, yang merupakan daerah pemilihan saya," kata Hoegh-Dam kepada Reuters.
Pada 2009, Greenland diberikan otonomi pemerintahan sendiri yang luas, termasuk hak untuk mendeklarasikan kemerdekaan dari Denmark.
"Kami tidak lagi takut untuk berbicara. Kami tidak takut untuk menggunakan suara dan bahasa kami. Semangat perubahan ada di sini, dan langkah selanjutnya ke arah yang benar adalah pembentukan negara," katanya.
Pekan lalu, pemerintah Greenland mempresentasikan rancangan konstitusi pertamanya ke parlemennya.
"Ini dialog yang sulit. Saya tahu pembicara lahir di Denmark dan fasih berbahasa Denmark," kata anggita parlemen Karsten Honge saat debat.
Perdana Menteri Mette Frederiksen, yang juga hadir dalam debat, terlihat kebingungan.
REUTERS
Pilihan Editor Krisis Utang AS, Para Menteri Keuangan G7 Peringatkan Ketidakpastian Global