TEMPO.CO, Jakarta - Nikosia, ibu kota Siprus, merupakan sebuah kota yang unik. Meskipun secara geografis berada di pulau yang sama, teritorial Nikosia terbelah menjadi dua negara. Bagian selatan kota ini merupakan milik Republik Siprus. Sementara bagian utara adalah milik Republik Turkiye.
Dilansir dari Encyclopedia Britannica, Nikosia, Lefkosía Yunani, atau Lefkoa Turki adalah kota dan ibu kota Republik Siprus yang terletak di sepanjang Sungai Pedieos, di tengah Dataran Mesaoria antara Pegunungan Kyrenia (utara) dan jajaran Troodos (selatan). Kota ini juga merupakan kursi keuskupan agung dari Gereja Siprus otosefalus. Itu berarti Nikosia memiliki hak untuk memilih uskup agung dan uskupnya sendiri.
Nikosia pernah mengalami masa penjajahan di bawah kendali Bizantium (330–1191), Raja Lusignan (1192–1489), Venesia (1489–1571), Turki (1571–1878), dan Inggris (1878–1960). Hal itu sekaligus mencerminkan perubahan-perubahan pengaruh Timur dan Barat dalam sejarah Siprus. Nicosia, yang dikenal di zaman kuno sebagai Ledra, adalah perubahan nama dari Lefkosia.
Selama abad ke-20, batas kota Nikosia diperluas melampaui tembok melingkar Venesia. Sementara itu, kota tua di dalamnya dibangun kembali. Sebagai hasil dari intervensi Turki pada 1974, bagian utara Nikosia tetap berada dalam batas operasional Pasukan PBB di Siprus yang memisahkan Republik Siprus di selatan dari wilayah yang dikelola Turki di utara.
Industri ringan Nikosia, terutama melayani pasar lokal, meliputi pembuatan dan pemrosesan benang kapas dan tekstil, rokok, tepung, kembang gula, minuman ringan, alas kaki, dan pakaian. Nikosia dihubungkan oleh jalan yang bagus dengan kota-kota besar lainnya di pulau itu. Bandara internasional baru didirikan pada 1974 di Larnaca, sekitar 34 km tenggara Nikosia.
Para penduduk Nikosia banyak yang memenuhi kehidupan sehari-harinya dengan bercocok tanam di ladang dan beternak. Sebagian besar penduduk di daerah sekitarnya bertani, dan tanaman yang dihasilkan antara lain gandum, jelai, sayuran, dan buah-buahan. Selain itu, para penduduk juga memelihara kambing dan domba.
Pilihan Editor: Proklamasi Kaum Minoritas