TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB) Antonio Guterres dengan keprihatinan mendalam mencermati perkembangan keamanan terbaru di Gaza berikut eskalasi ketegangan yang sedang berlangsung serta risiko jatuhnya korban jiwa lebih lanjut. Hal ini diungkapkan juru bicara Sekjen PBB pada Rabu.
"Sekjen PBB mengecam hilangnya nyawa warga sipil, termasuk anak-anak dan perempuan, yang menurutnya tidak dapat diterima dan harus segera dihentikan," ujar Farhan Haq, wakil juru bicara Guterres, dalam sebuah pernyataan.
Israel harus mematuhi kewajibannya di bawah hukum kemanusiaan internasional, termasuk penggunaan kekuatan secara proporsional dan pengambilan semua langkah pencegahan yang layak untuk melindungi warga dan objek sipil dalam pelaksanaan operasi militer, imbuhnya.
Sekjen PBB juga mengecam peluncuran roket dari Gaza ke Israel, yang melanggar hukum kemanusiaan internasional dan membahayakan warga sipil Palestina maupun Israel, kata Haq.
"Sekjen PBB mendesak semua pihak terkait untuk menahan diri sepenuhnya dan berupaya menghentikan permusuhan secepatnya," tutur Haq.
"Dia menegaskan kembali komitmennya dalam mendukung Palestina dan Israel untuk menyelesaikan konflik berdasarkan resolusi PBB yang relevan, hukum internasional, dan perjanjian bilateral."
Setidaknya 21 warga Palestina tewas dan 64 terluka dalam serangan udara Israel di Gaza, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.
Militer Israel mengatakan serangan udara di Gaza adalah bagian dari Operasi Perisai dan Panah sebagai tanggapan atas tembakan roket dari Gaza. Ini menyusul kematian seorang tokoh milisi Palestina pekan lalu setelah mogok makan selama 87 hari di sebuah penjara Israel, sebagai protes atas penahanan sewenang-wenang.
Pilihan Editor: Serangan Udara Israel Bunuh Dokter Gigi Dermawan di Gaza
ANADOLU