Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Prancis Mengadili Mantan Polisi Militer atas Genosida Rwanda

Reporter

image-gnews
Tengkorak korban genosida tersimpan dalam Museum Memorial Genosida Rwanda di Gisozi di Kigali, Rwanda, Sabtu, 6 April 2019. Pembantaian tersebut terjadi setelah Presiden Juvenal Habyarimana dan mitranya Cyprien Ntaryamira dari Burundi, yang berasal dari suku Hutu, terbunuh ketika pesawat mereka ditembak jatuh di atas ibukota Rwanda. REUTERS/Baz Ratner
Tengkorak korban genosida tersimpan dalam Museum Memorial Genosida Rwanda di Gisozi di Kigali, Rwanda, Sabtu, 6 April 2019. Pembantaian tersebut terjadi setelah Presiden Juvenal Habyarimana dan mitranya Cyprien Ntaryamira dari Burundi, yang berasal dari suku Hutu, terbunuh ketika pesawat mereka ditembak jatuh di atas ibukota Rwanda. REUTERS/Baz Ratner
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang mantan polisi militer Rwanda diadili di Prancis pada Rabu 10 Mei 2023, didakwa dengan genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan selama pembantaian 1994 di negara asalnya. Sidang di Paris akan berlangsung hingga 30 Juni.

Philippe Hategekimana, 66 tahun, melarikan diri ke Prancis setelah genosida, memperoleh status pengungsi dengan nama palsu. Tiba di Prancis pada 1999, Hategekimana diduga berperan penting dalam pembantaian penduduk lokal di Rwanda.

Dia dinaturalisasi Prancis pada 2005, dengan nama baru: Philippe Manier. Setelah memperoleh status pengungsi dengan menyatakan identitas palsu, pria tersebut menetap di wilayah Rennes (Ille-et-Vilaine) dimana dia bekerja sebagai satpam di Universitas Rennes-2.

Ini adalah persidangan kelima di Prancis terhadap seorang yang diduga terlibat dalam pembantaian antara April dan Juli 1994, di mana 800.000 orang tewas, kebanyakan dari mereka adalah etnis Tutsi.

Hategekimana dituduh terlibat dalam pembunuhan puluhan orang Tutsi dan juga mendirikan penghalang jalan untuk menghentikan orang Tutsi yang kemudian akan dibunuh di dalam dan sekitar ibu kota provinsi selatan Nyanza, tempat dia bekerja sebagai pejabat polisi militer senior.

Dia membantah tuduhan itu.

Penggugat menuduhnya "menggunakan kekuasaan dan kekuatan militer yang diberikan kepadanya melalui pangkatnya untuk mengambil bagian dalam genosida".

Ia diduga terlibat dalam pembunuhan seorang biarawati, Suster Agustinus, dan wali kota Ntyazo Narcisse Nyagasaka yang menentang eksekusi di kota tersebut.

Hategekimana juga dituduh berperan dalam pembunuhan 300 pengungsi Tutsi di sebuah bukit bernama Nyamugari, dan dalam serangan di gunung lain bernama Nyabubare yang menewaskan sekitar 1.000 warga sipil.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dia melarikan diri dari Prancis ke Kamerun pada akhir 2017 setelah pers melaporkan bahwa Kolektif Partai Sipil untuk Rwanda (CPCR), salah satu penggugat dalam persidangan minggu ini, telah mengajukan pengaduan terhadapnya.

Dia ditangkap di ibu kota Yaounde pada 2018 dan diekstradisi ke Prancis.

Prancis, salah satu tujuan utama para buronan genosida Rwanda, telah mengadili dan menghukum mantan kepala mata-mata, dua mantan wali kota, mantan sopir hotel, dan mantan pejabat tinggi dalam persidangan serupa sejak 2014.

Namun, Prancis umumnya menolak permintaan untuk mengekstradisi tersangka ke Rwanda, mendorong Presiden Paul Kagame untuk menuduh Paris menolak yurisdiksi Rwanda.

Hubungan antara kedua negara memanas sejak laporan sejarawan yang ditugaskan oleh Presiden Emmanuel Macron dan dirilis pada 2021 mengakui tanggung jawab "luar biasa" Prancis karena gagal menghentikan pembantaian.

Warga Rwanda lainnya, seorang dokter bernama Sosthene Munyemana yang tinggal di Prancis sejak 1994, menghadapi persidangan di Paris sebelum akhir tahun.

Pilihan Editor: Ini Hasil Penyelidikan yang Dorong Prancis Minta Maaf Atas Genosida Rwanda

FRANCE24

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Menlu Lebanon: Hassan Nasrallah Setujui Gencatan Senjata dengan Israel Sebelum Tewas

3 hari lalu

Pemimpin Hizbullah Lebanon Sayyed Hassan Nasrallah. REUTERS/Khalil Hassan
Menlu Lebanon: Hassan Nasrallah Setujui Gencatan Senjata dengan Israel Sebelum Tewas

Mendiang pemimpin gerakan Lebanon Hizbullah, Hassan Nasrallah, sempat menyetujui gencatan senjata sementara dengan Israel beberapa hari sebelum tewas


Kecuali AS, Dewan Keamanan PBB Deklarasi Dukungan kepada Sekjen PBB setelah Larangan Masuk Israel

4 hari lalu

Kecuali AS, Dewan Keamanan PBB Deklarasi Dukungan kepada Sekjen PBB setelah Larangan Masuk Israel

Rusia, Cina, Prancis, dan negara-negara anggota Dewan Keamanan PBB lainnya menyuarakan dukungan untuk Antonio Guterres dan mengecam keputusan Israel y


Top 3 Dunia: Ali Khamenei Buka Suara hingga Prancis Kecam Serangan Iran ke Israel

4 hari lalu

Pemimpin Tertinggi Republik Islam Iran, Ayatollah Sayid Ali Khamenei. Foto: Kantor Pelestarian dan Publikasi Karya-karya Ayatollah Sayid Ali Khamenei
Top 3 Dunia: Ali Khamenei Buka Suara hingga Prancis Kecam Serangan Iran ke Israel

Berita Top 3 Dunia pada Rabu 2 Oktober 2024 diawali oleh reaksi Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei atas serangan ke Israel


Mencicipi Perpaduan Hidangan Lokal dan Prancis hingga Dessert di Savor The Flavor

4 hari lalu

Co founder Bistro Baron, Romy Sastranegara; Chef Theo Setyo; Marketing Communication & Public Relations Managee, Tommy Utamo; Aktivis Lovepink Dede Gracia, dan Co founder Jakarta Dessert Week Talita Setyadi saat jumpa pers Savor The Flavor, di Jakarta, Rabu 2 Oktober 2024.
Mencicipi Perpaduan Hidangan Lokal dan Prancis hingga Dessert di Savor The Flavor

Tak hanya menu-menu istimewa, Savor The Flavor juga menghadirkan aktivitas seru hingga dukungan kesadaran kanker payudara


River Cruise Khusus Perempuan Tawarkan Perjalanan Menyusuri Prancis

4 hari lalu

Kapal river cruise Uniworld. Instagram.com/@uniworldcruises
River Cruise Khusus Perempuan Tawarkan Perjalanan Menyusuri Prancis

Perusahaan pelayaran Uniworld menawarkan perjalanan river cruise khusus perempuan


Prancis Kerahkan Militer ke Timur Tengah usai Serangan Iran terhadap Israel

4 hari lalu

Presiden Prancis Emmanuel Macron berbicara saat  mengunjungi rumah sakit darurat yang dibangun oleh militer di luar Rumah Sakit Emile Muller di Mulhouse, Perancis Timur, 25 Maret 2020. RUmah sait darurat ini dibuat guna menjadi tempat isolasi pasien terdampak Virus Corona. Cugnot Mathieu/Pool via REUTERS
Prancis Kerahkan Militer ke Timur Tengah usai Serangan Iran terhadap Israel

Kementerian Luar Negeri Prancis mengkonfirmasi partisipasi negara itu melalui sarana militernya di Timur Tengah untuk melawan serangan Iran


Prancis Mengecam Serangan Iran terhadap Israel

4 hari lalu

Rudal Iran Paveh-351. Wikimedia/Amin Ahouei
Prancis Mengecam Serangan Iran terhadap Israel

Prancis mengecam serangan Iran terhadap Israel. Emmanuel Macron meminta Hizbullah menghentikan serangan terhadap Israel dan penduduknya


Penggemar Makanan Prancis, French Gastronomy Week Hadir Lagi Oktober Ini

5 hari lalu

Chef peraih bintang Michelin dari Prancis, David Gallienne, saat demo masak di pembukaan French Gastronomy Week di Jakarta, Selasa, 1 Oktober 2024. (TEMPO/Mila Novita)
Penggemar Makanan Prancis, French Gastronomy Week Hadir Lagi Oktober Ini

Acara ini akan menghadirkan kekayaan dan keragaman gastronomi Prancis yang sudah diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO sejak 2010.


Situasi Semakin Memanas, Lebanon Siap Kerahkan Pasukan ke Perbatasan dengan Israel

6 hari lalu

Perdana Menteri Lebanon yang ditunjuk, Najib Mikati, berbicara setelah bertemu dengan Presiden Libanon Michel Aoun, di istana kepresidenan di Baabda, Lebanon, 16 Agustus 2021. [Dalati Nohra/Handout via REUTERS]
Situasi Semakin Memanas, Lebanon Siap Kerahkan Pasukan ke Perbatasan dengan Israel

"Kami berjanji untuk segera menerapkan gencatan senjata dengan Israel," kata Perdana Menteri Lebanon sementara Najib Mikati


BREAKING NEWS: Hizbullah Resmi Umumkan Kematian Hassan Nasrallah

8 hari lalu

Pemimpin Hizbullah Lebanon Sayyed Hassan Nasrallah muncul di layar saat ia berbicara kepada para pendukungnya dalam upacara untuk menghormati pejuang yang tewas dalam eskalasi baru-baru ini dengan Israel, di pinggiran selatan Beirut, Lebanon 3 November 2023. REUTERS/Mohamed Azakir
BREAKING NEWS: Hizbullah Resmi Umumkan Kematian Hassan Nasrallah

Hizbullah Lebanon secara remsi mengumumkan kematian pemimpin mereka selama tiga dekade, Hassan Nasrallah.