TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Dunia edisi Selasa, 9 Mei 2023, dibuka dengan berita tentang kecaman beberapa negara, termasuk Indonesia dan Amerika Serikat, terhadap serangan atas konvoi pejabat ASEAN yang memberikan bantuan kemanusiaan di Myanmar.
Jadwal dan agenda KTT ASEAN Labuan Bajo menduduki posisi kedua sebagai berita yang banyak dibaca.
Berita tentang Amerika Serikat yang dikabarkan terancam gagal bayar utang ada di urutan ketiga.
Berikut Top 3 Dunia selengkapnya:
RI hingga Amerika Serikat Kecam Serangan Bantuan Kemanusiaan di Myanmar
Indonesia, Singapura, hingga Amerika Serikat mengutuk serangan terhadap konvoi pejabat ASEAN yang memberikan bantuan kemanusiaan di Myanmar. Seruan untuk menghentikan kekerasan di negara yang dilanda perselisihan itu kian kencang.
Tembak menembak terjadi saat tim bantuan kemanusiaan ASEAN (AHA-Centre) menjalankan tugasnya di kotapraja Hsi Hseng, Negara Bagian Shan barat pada Minggu, 7 Mei 2023.
Presiden RI Joko Widodo menyayangkan serangan terjadi saat rombongan yang membawa Diplomat Indonesia dan Singapura itu mengirim bantuannya.
Selanjutnya, baca di sini.
Jadwal dan Agenda KTT ASEAN 2023 di Labuan Bajo, 9-11 Mei Mendatang
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN 2023 secara resmi akan digelar di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 9-11 Mei 2023. Rangkaian pertemuan para pemimpin dan perwakilan negara se-Asia Tenggara ini akan merumuskan target pencapaian bersama. Sebagai masyarakat Indonesia, alangkah lebih baik untuk mengawal prosesi acara tersebut dengan mengetahui jadwal dan agenda KTT ASEAN 2023 berikut.
Selanjutnya, baca di sini.
AS Berpotensi Gagal Bayar Utang, Apakah Itu?
Amerika Serikat dikabarkan terancam gagal bayar utang. Menurut peneliti Center of Macroeconomics and Finance, Institute for Development of Economics and Finance, Abdul Manap Pulungan, menjelaskan bahwa defisit anggaran pemerintah menambah akumulasi utang Amerika Serikat.
Menurutnya, dari sisi pendapatan dan belanja, defisit Amerika Serikat cukup tinggi. Angka defisit negara tersebut mencapai US$ 1,37 triliun pada 2022. Lebih lanjut, Abdul Manap Pulungan menjelaskan bahwa peningkatan defisit itu telah terjadi sejak 2020 ketika pandemi Covid-19 terjadi. Pada saat itu, defisit itu mencapai US$ 3,57 triliun.
Selengkapnya, baca di sini.