TEMPO.CO, Jakarta - Iran telah mengeksekusi 209 orang sepanjang tahun ini, juru bicara kantor HAM PBB mengatakan pada Selasa, 9 Mei 2023, menyebut rekor tersebut "keji" dan menyerukan agar mereka berhenti.
"Kepala Hak Asasi Manusia PBB Volker Turk hari ini mengungkapkan kekecewaannya atas tingginya jumlah eksekusi yang menakutkan tahun ini di Iran," kata Ravina Shamdasani dalam konferensi pers di Jenewa.
"Rata-rata sepanjang tahun ini, lebih dari 10 orang dihukum mati setiap minggu di Iran, menjadikannya salah satu eksekutor tertinggi di dunia," tambahnya, mengatakan sebagian besar terkait pelanggaran narkoba.
Akhir pekan lalu, Iran mengeksekusi Habib Farajollah Chaab yang dianggap pembangkang. Pria Swedia-Iran ini memimpin kelompok separatis Arab yang dituduh melakukan serangan termasuk satu di parade militer pada 2018 yang menewaskan 25 orang.
Habib Farajollah Chaab dihukum mati karena “membuat kerusakan di muka bumi”, pelanggaran berat di bawah hukum Islam Iran yang ketat.
Eksekusi mati Chaab membuat Swedia yang telah memohon kepada Iran untuk tidak melaksanakannya kecewa.
Senin kemarin, pengadilan Iran mengumumkan eksekusi terhadap dua pria yang dijatuhi hukuman mati karena penistaan agama. Ini hukuman mati yang langka untuk kejahatan tersebut saat jumlah eksekusi melonjak di seluruh Republik Islam setelah berbulan-bulan kerusuhan.
Situs berita pengadilan Mizan mengidentifikasi kedua orang yang menjalani hukuman gantung sebagai Yousef Mehrdad dan Sadrollah Fazeli Zare. Tidak disebutkan kapan mereka dieksekusi, tetapi mereka meninggal di Penjara Arak di Iran tengah.
REUTERS
Pilihan Editor: Eksklusif: PM Malaysia Anwar Ibrahim Desak ASEAN Lebih Tegas Menanggapi Serangan di Myanmar