TEMPO.CO, Jakarta - Israel melakukan serangan udara besar-besaran ke jalur Gaza, Palestina. Dalam serangan udara tersebut, tiga komandan senior Jihad Islam dan sejumlah warga sipil tewas termasuk anak-anak.
Serangan udara itu adalah insiden terbaru dalam lebih dari setahun terakhir melonjaknya kekerasan oleh militer Israel. Serangan militer Israel telah dilakukan berulang kali dan kekerasan pemukim di Tepi Barat yang diduduki meningkat. Sebaliknya serangan balik dilakukan oleh Palestina yang menargetkan warga Israel.
Militer Israel mengatakan pihaknya menargetkan tiga komandan senior Jihad Islam, kelompok bersenjata paling kuat kedua di daerah kantong pantai yang diblokade, yang dikendalikan oleh kelompok militan Islam, Hamas. "Setiap teroris yang merugikan warga Israel akan dibuat menyesal," kata Menteri Pertahanan Yoav Gallant.
Gallant menambahkan, militer Israel yang bekerja sama dengan dinas intelijen Shin Bet, menargetkan kepemimpinan Jihad Islam di Gaza dalam operasi yang "tepat."
Seorang pejabat kesehatan Gaza mengatakan sedikitnya 12 orang telah tewas dan 20 lainnya terluka dalam serangan udara yang melanda daerah pemukiman. Sayap bersenjata Jihad Islam mengkonfirmasi tiga kematian komandannya itu. "Kami tidak akan meninggalkan posisi kami dan perlawanan akan berlanjut, Insya Allah," ujar kelompok tersebut.
Kelompok itu mengidentifikasi para komandan yang terbunuh sebagai Jihad Ghannam, Khalil Al-Bahtini dan Tareq Izzeldeen.
Ledakan dahsyat mengguncang jalur Gaza selama berjam-jam. Para saksi melaporkan jet Israel menghantam tempat penampungan Jihad Islam di daerah pemukiman dan lokasi di seluruh Jalur Gaza, termasuk kamp pelatihan dan pos perbatasan.
"Pengeboman akan dibalas dengan pengeboman. Serangan akan dibalas dengan serangan," kata Tareq Selmi, juru bicara Jihad Islam. "Kejahatan ini tidak akan luput dari hukuman."
Video memperlihatkan kepulan asap dan api yang menerangi langit malam saat truk pemadam kebakaran melaju ke gedung yang telah ditabrak. Seorang petugas medis tampak meyakinkan seorang gadis muda yang kebingungan. "Keluargamu semua aman, jangan khawatir," katanya.
Untuk mengantisipasi tembakan roket balasan dari militan Palestina, militer Israel mendesak warga yang tinggal di kota-kota dalam jarak 40 km dari Gaza untuk tinggal di dekat tempat perlindungan bom. Peringatan itu berlangsung sejak Selasa pukul 02:30 hingga Kamis pukul 18:00.
REUTERS
Pilihan Editor: Putin Disebut Bertekad Rebut Bakhmut sebelum Victory Day, Apa itu?