TEMPO.CO, Jakarta - Raja Charles III dinobatkan sebagai Raja Inggris, pada 6 Mei 2023. Penobatan tersebut menjadi acara seremonial terbesar di Inggris selama 7 dekade. Acara itu juga menjadi pertunjukan arak-arakan yang mewah sejak 1.000 tahun lalu.
Kini, secara otomatis, Pangeran Charles menggantikan ibunya, Ratu Elizabeth II sebagai raja usai kematiannya September silam. Namun, jauh sebelum diangkat menjadi Raja Inggris, Charles yang kala itu masih menjadi Pangeran Inggris beberapa kali pernah mengunjungi Indonesia.
Kunjungan putra mahkota Kerajaan Inggris, Raja Charles III ke Indonesia pertama kali pada 1989. Saat kunjungan itu, Charles didampingi sang istri yang kala itu adalah Putri Diana. Lalu, kunjungan kedua Charles ke Indonesia diawali dengan kunjungannya ke Masjid Istiqlal pada 2008. Di Masjid itu pula, Raja Inggris yang lahir pada 14 November 1948 ini melakukan dialog dengan para tokoh agama Islam di Indonesia. Sebab, ia sangat tertarik dengan agama Islam.
"Pangeran Charles sangat tertarik dengan Islam," kata Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah, Din Syamsudin pada 1 November 2008.
Dialog dengan Charles di Masjid Istiqlal trberlangsung akrab dan santai. Charles benar-benar tertarik dengan topik pembahasan sehingga dialog yang sebelumnya dijadwalkan hanya berlangsung 30 menit, ternyata berlangsung sampai satu jam. Selain itu, Charles juga mengaku tertarik dengan Islam di Indonesia yang dinilainya bersifat moderat dan modern. Akibatnya, ia menaruh harapan penuh kepada Indonesia yang menjadi negara Islam terbesar agar dapat berperan dalam menangani permasalahan dunia. Tidak hanya itu, sang Pangeran Inggris kala itu juga berharap Islam moderat bisa disebarluaskan ke seluruh penjuru dunia.
Lebih lanjut, menurut Din, Raja Inggris yang bernama asli Charles Philip Arthur George Mountbatten-Windsor ini sangat terobsesi pada tradisi masa lampau. Tradisi tersebut sangat menitikberatkan agama dalam menjawab tantangan dunia modern.
Sebelum melakukan dialog dengan tokoh agama di Jakarta, Charles lebih dahulu diajak berkeliling Masjid Istiqlal yang dipimpin oleh Imam Besar Masjid Istiqlal. Ia mengawali melihat-lihat masjid terbesar di Jakarta ini dari pintu Al-Fattah menuju lantai dua. Usai mendengarkan penjelasan tentang sejarah, arsitektur, dan beberapa hal lainnya, barulah, Charles yang mengenakan jas abu-abu melakukan dialog antar-kepercayaan dalam pertemuan tertutup dengan beberapa tokoh agama Indonesia.
Merujuk antaranews, menurut keterangan Juru Bicara Departemen Luar Negeri, Teuku Faizasyah, pada malam harinya, usai mengunjungi Masjid Istiqlal, agenda Charles dikoordinasi oleh Kedutaan Besar Inggris di Indonesia.
Pada 2 November 2008, Pangeran Charles meninjau kerjasama Proyek Hutan Harapan di Jambi. Faiza menjelaskan, isu perubahan iklim, pemanasan global, dan kehutanan merupakan salah satu agenda rangkaian kunjungan Charles ke sejumlah negara di Asia, termasuk Indonesia.
Kemudian, esok harinya, Charles bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Istana Merdeka. Setelah itu, ia melakukan presidential lecture. Pada malam harinya, putra sulung Ratu Elizabeth II mengikuti diskusi keagamaan yang digelar di Hotel Four Season.
Lalu, pada 4 November 2008, Raja Charles III pergi ke Yogyakarta untuk bertemu Sri Sultan Hamengkubuwono X, mengunjungi Candi Borobudur, dan mengunjungi salah satu pesantren ternama di Krapyak Yogyakarta. Barulah, pada 5 November 2008, ia meninggalkan Indonesia dari Jakarta. Berbeda dengan kunjungannya pada 1989, selama kunjungannya pada 2008, Charles tidak didampingi oleh istrinya, Putri Camilla.
Pilihan Editor: Serba-serbi Konser Penobatan Raja Charles III Dimeriahkan Katy Perry hingga Tom Cruise
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.