TEMPO.CO, Jakarta - Turki menolak permintaan Amerika Serikat untuk mengirimkan sistem pertahanan udara S-400 buatan Rusia ke Ukraina. Penolakan Ankara untuk mengirim alat pertahanan udara yang dibeli Turki dari Rusia karena akan mengancam hubungan kedua negara.
Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu menegaskan keputusan Turki untuk menolak desakan AS maupun sekutu NATO karena dinilai telah melanggar kedaulatan negara. "AS meminta kami untuk mengirim S-400 ke Ukraina, dan kami mengatakan tidak,” tegasnya, seperti dimuat Al-Arabiya Senin 8 Mei 2023.
Pembelian S-400 Rusia oleh Turki telah menjadi titik pertikaian dengan AS dan NATO selama bertahun-tahun. Sebab, NATO dan AS khawatir dapat membahayakan keamanan dan interoperabilitas operasi militer NATO.
Sengketa yang sedang berlangsung telah hubungan Turki dan sekutu NATO-nya semakin menegang dan kebijakan strategis Ankara di kawasan menjadi dipertanyakan.
Akibat penolakan Turki untuk mundur dari pembelian senjata Rusia, AS telah mengambil beberapa tindakan hukuman, termasuk menangguhkan Turki dari program jet tempur F-35 pada 2019 dan menjatuhkan sanksi kepada pejabat dan entitas Turki yang terlibat dalam pembelian S-400.
Pada Oktober 2021, Ankara kembali meminta jet tempur F-16 dan peralatan modernisasi dari AS dalam kesepakatan senilai US$6 miliar. Kesepakatan yang diusulkan termasuk 40 jet tempur F-16 baru dan kit modernisasi untuk 79 F-16 Turki yang ada.
Sementara pemerintahan Joe Biden menyatakan dukungannya terhadap penjualan F-16 ke Turki, ia menghadapi tentangan dari Kongres AS yang telah menyatakan keprihatinan atas catatan hak asasi manusia Ankara dan kebijakan luar negeri yang kontroversial seperti di Suriah.
Pilihan Editor: Viral, Video Delegasi Ukraina Tinju Wajah Delegasi Rusia di Turki
AL ARABIYA | ANADOLU