TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok anti-monarki, Minggu, 7 Mei 2023, mengkritik kebijakan penobatan Raja Charles III sebagai tindakan yang kejam, dengan mengatakan tidak ada lagi hak untuk protes damai di Inggris setelah puluhan pengunjuk rasa ditangkap dan ditahan hingga larut malam. .
Polisi menangkap Graham Smith, pemimpin kelompok Republik, dan puluhan lainnya di pusat kota London ketika ribuan penggemar kerajaan berkumpul di ibu kota untuk acara tersebut, Sabtu, mengatakan tugas mereka untuk mencegah gangguan melebihi hak untuk memprotes.
Republik mengatakan bahwa para anggota mulai dibebaskan pada Sabtu malam setelah hampir 16 jam ditahan.
"Ini adalah tindakan keras yang tampak seperti penangkapan yang telah ditentukan sebelumnya yang akan terjadi terlepas dari bukti atau tindakan kami. Hak untuk memprotes secara damai di Inggris tidak ada lagi," kata Smith dalam sebuah pernyataan.
"Penangkapan ini bukan untuk melindungi orang dari bahaya, tapi untuk melindungi Raja dari rasa malu."
Polisi Metropolitan London, Minggu malam, mengatakan bahwa total 64 penangkapan telah dilakukan Sabtu untuk pelanggaran-pelanggaran termasuk pelanggaran perdamaian dan konspirasi yang menyebabkan gangguan umum.
Seorang didakwa berdasarkan undang-undang ketertiban umum, sementara yang lain dibebaskan dengan jaminan.
Polisi, Sabtu, mengatakan bahwa mereka memahami kekhawatiran publik tentang penangkapan-penangkapan tersebut, tetapi mereka bertindak setelah menerima informasi bahwa para pemrotes tersebut bertekad untuk mengganggu jalanannya penobatan.
Kepala polisi London Mark Rowley, Jumat, telah memperingatkan bahwa polisi akan mengambil tindakan jika para pemrotes berusaha untuk “mengganggu kegembiraan dan kesenangan” orang-orang, mengatakan akan ada toleransi yang sangat rendah untuk gangguan semacam itu.
Polisi telah memperoleh kekuasaan lebih besar untuk mengurangi protes berdasarkan undang-undang kepolisian baru yang disahkan tahun lalu, dan undang-undang ketertiban umum yang mulai berlaku pada 3 Mei.
Puluhan ribu orang ternyata melihat sekilas Raja Charles dan Ratu Camilla yang baru dinobatkan, yang naik kereta kenegaraan kembali ke Istana Buckingham setelah kebaktian Sabtu di Westminster Abbey.
Tidak semua orang yang datang untuk menonton dan menghibur Charles, ada juga disana hadir ratusan orang mencemooh dan melambai-lambaikan spanduk bertuliskan "Bukan Rajaku".
Menteri Kebudayaan Lucy Frazer mengatakan dia sangat percaya pada polisi dan menambahkan bahwa mereka benar untuk mengambil tindakan lebih keras pada acara yang dapat menimbulkan pertanyaan tentang keamanan nasional.
"Saya pikir secara keseluruhan (polisi) berhasil mendapatkan keseimbangan itu dengan benar," kata Frazer kepada Sky News.
REUTERS
Pilihan Editor: Kishida Minta Maaf Kepada Rakyat Korea Selatan atas Luka Akibat Penjajahan