TEMPO.CO, Jakarta -Pemilik perusahaan militer swasta Rusia Grup Wagner, Yevgeny Prigozhin, pada Jumat 5 Mei 2023, mengancam akan menarik pasukannya dari Kota Bakhmut di Ukraina pada minggu depan. Dia menuduh komando militer Rusia membuat kelompok itu kekurangan amunisi.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan melalui juru bicaranya, Prigozhin mengklaim bahwa Wagner seharusnya merebut Bakhmut pada 9 Mei, hari libur besar Rusia yang menandai kekalahan Nazi Jerman dalam Perang Dunia II. Namun, pasokan amunisi artileri terputus.
“Saya menyatakan atas nama pejuang Wagner, atas nama komando Wagner, bahwa pada 10 Mei 2023, kami wajib memindahkan posisi di pemukiman Bakhmut ke unit Kementerian Pertahanan. Kami juga akan menarik jenazah tentara Wagner ke kamp logistik untuk menjilat luka kami," kata Prigozhin dalam sebuah pernyataan.
"Saya menarik unit Wagner dari Bakhmut karena tanpa amunisi mereka pasti akan binasa tanpa alasan."
Ini akan mengakhiri keterlibatan mereka dalam pertempuran perang terpanjang dan paling berdarah.
Dia meminta kepala pertahanan untuk memasukkan pasukan tentara reguler di tempatnya.
Ini bukan pertama kalinya Prigozhin mengeluh tentang kekurangan amunisi dan menyalahkan militer Rusia, yang memiliki sejarah panjang konflik dengannya. Namun, dia belum pernah mengancam akan menarik pasukannya keluar dari Ukraina.
Sebelumnya, dia muncul dalam sebuah video yang dikelilingi oleh puluhan mayat yang katanya adalah pejuang Wagner. Ia kemudian berteriak dan memaki Menteri Pertahanan Sergei Shoigu dan Kepala Staf Umum Valery Gerasimov.
"Kami kekurangan 70 persen amunisi. Shoigu! Gerasimov! Di mana amunisi sialan itu?" teriaknya ke kamera. Omelannya berisi semburan umpatan yang dibungkam oleh layanan persnya.
Bakhmut adalah kota berpenduduk 70.000 orang sebelum dimulainya perang. Wilayah itu menjadi simbol yang sangat penting bagi kedua belah pihak karena intensitas dan durasi pertempuran di sana.
Wagner telah memelopori upaya Rusia untuk merebut Bakhmut. Prigozhin sempat mengatakan tiga minggu lalu bahwa anak buahnya menguasai lebih dari 80 persen kota.
Namun pejuang Ukraina telah bertahan, dan Prigozhin telah melampiaskan kemarahan yang meningkat atas apa yang dia gambarkan sebagai kurangnya dukungan dari lembaga pertahanan Rusia.
Pilihan Editor: Rusia Kekurangan Amunisi, Menhan Minta Produksi Digandakan Secepatnya
REUTERS