Sudah Punya 500 Anak, Pria Belanda Ini Diperintahkan Pengadilan Setop Donor Sperma

TEMPO.CO, Jakarta - Pengadilan Belanda memerintahkan seorang pria untuk berhenti mendonorkan spermanya. Menurut hakim, Jonathan Meijer telah menjadi ayah antara 500 dan 600 anak di seluruh dunia.

Putusan pengadilan pada akhir pekan lalu yang dilansir Al Arabiya Kamis 4 Mei 2023, menyatakan, pria Belanda berusia 41 tahun yang diidentifikasi oleh surat kabar de Telegraaf atas nama Jonathan Meijer, dilarang menyumbangkan lebih banyak spermanya ke klinik.

Meijer bisa didenda 100.000 euro atau sekitar Rp1,6 miliar jika melanggar.

Pengadilan juga memerintahkan Meijer untuk menulis surat ke klinik di luar negeri meminta mereka untuk menghancurkan sperma miliknya yang mereka simpan. Kecuali, dosis yang disediakan untuk orang tua yang sudah memiliki anak darinya.

Di bawah hukum Belanda, pendonor sperma hanya diperbolehkan menghasilkan maksimal 25 anak dengan 12 ibu. Namun menurut dokumen pengadilan, pria tersebut telah berbohong dalam banyak kesempatan.

Keputusan itu diambil setelah kasus perdata dimulai oleh sebuah yayasan yang mewakili kepentingan anak-anak donor dan orang tua Belanda yang telah menggunakan Meijer sebagai donor.

Mereka berargumen bahwa sumbangan lanjutan Meijer melanggar hak kehidupan pribadi anak-anak donornya, yang kemampuannya untuk membentuk hubungan romantis terhambat oleh ketakutan akan inses dan perkawinan sedarah yang tidak disengaja.

Sumbangan massal Meijer pertama kali terungkap pada 2017. Kemudian dia dilarang menyumbang ke klinik kesuburan Belanda – tempat dia telah menjadi ayah dari lebih dari 100 anak.

Namun, ia terus menyumbang ke luar negeri, termasuk ke bank sperma Denmark, Cryos yang beroperasi secara internasional. Meijer juga terus menawarkan diri sebagai pendonor di situs yang menjodohkan calon orang tua dengan pendonor sperma.

Menurut harian Algemeen Dagblad, dia terkadang menggunakan nama yang berbeda saat mengajukan donor.

Pilihan Editor: Punya Anak dari Donor Sperma, Wanita Ini Menyesal dan Layangkan Gugatan Rp 39M

REUTERS