TEMPO.CO, Jakarta - Seorang anak laki-laki berusia 13 tahun menembak mati delapan siswa dan seorang penjaga keamanan di sebuah sekolah Beograd, Rabu, 3 Mei 2023, dalam serangan yang direncanakan, mendorong presiden Serbia untuk mengumumkan pembatasan yang lebih keras terhadap kepemilikan senjata.
Menggunakan dua pistol milik ayahnya, anak laki-laki itu menembak pertama kali ke penjaga dan tiga anak perempuan di lorong dan kemudian menembak guru dan teman sekelasnya dalam pelajaran sejarah, kata polisi. Guru dan enam murid dirawat di rumah sakit, beberapa dengan luka yang mengancam jiwa.
Veselin Milic, kepala polisi Beograd, mengatakan penyerang memiliki dua senjata dan dua bom motolov dan telah merencanakan semuanya dengan hati-hati. "Dia bahkan punya ... nama anak-anak yang ingin dia bunuh dan kelas mereka," katanya dalam konferensi pers.
Kepemilikan senjata meluas di Serbia, yang telah menyaksikan beberapa penembakan massal selama satu dekade terakhir, dan Presiden Aleksandar Vucic mengatakan pengecekan akan ditingkatkan.
Saat Serbia bersiap untuk tiga hari berkabung nasional, Vucic mengumumkan moratorium lisensi senjata baru selain untuk berburu, revisi izin yang ada dan pengawasan lapangan tembak dan bagaimana warga sipil menyimpan senjata mereka. Penembakan di sekolah jarang terjadi.
Penembak, yang menyerahkan dirinya ke polisi dan tergolong anak di bawah umur tanggung jawab pidana Serbia, akan ditempatkan di institusi psikiatri, kata Vucic kepada wartawan, menambahkan bahwa ayah dan ibunya telah ditangkap.
"Dia telah menunggu datangnya hari ini. Dia pernah berada di lapangan tembak bersama ayahnya tiga kali," kata Vucic. Bocah itu telah meminta dipindahkan ke kelas lain di mana dia memiliki tiga teman, katanya.
Menteri Dalam Negeri Bratislav Gasic mengatakan ayah tersangka memegang senjata secara legal. Ratusan ribu senjata masih belum ditemukan di Serbia setelah perang Balkan tahun 1990-an.
Ribuan orang berkumpul di lingkungan sekolah dasar itu pada malam hari untuk meletakkan bunga dan menyalakan lilin.
"Saya tidak bisa berhenti memikirkannya. Saya punya anak dan saya berharap kita tidak akan pernah melihat gambar seperti itu di masa depan," kata Aleksandar Arandjelovic, seorang pengacara yang datang untuk memberikan penghormatan.
Evgenija, 14, mengatakan ia mengenal tersangka penembak.
"Ia agak pendiam dan tampaknya baik dan memiliki nilai-nilai bagus. Tidak tahu banyak tentang dia. Ia tidak terbuka kepada semua orang. Saya tidak pernah mengira ini terjadi,” katanya.
REUTERS
Pilihan Editor: Ledakan Pabrik Kimia di China, 9 Tewas dan 1 Masih Hilang