TEMPO.CO, Jakarta - Sedikitnya sembilan orang tewas dan seorang lainnya hilang akibat ledakan pabrik kimia di Kota Liaocheng, Provinsi Shandong, China pada Senin.
Peristiwa tersebut terjadi di area produksi hidrogen peroksida Luxi Chemical Group di bawah naungan Sinochem Holdings Corporation Ltd, menurut otoritas setempat yang dikutip media resmi China, Kamis 4 Mei 2023.
Sebelumnya, korban tewas yang ditemukan di lokasi kejadian sebanyak lima orang. Kemudian ditemukan empat korban tewas lainnya saat petugas melakukan pencarian.
Sampai saat ini pencarian terhadap seorang korban lagi masih terus dilakukan. Seorang korban luka juga masih mendapatkan perawatan medis di rumah sakit.
Api sudah berhasil dipadamkan dilanjutkan dengan penyelidikan atas terjadinya ledakan tersebut oleh aparat setempat.
Meskipun ada peningkatan, keamanan industri tetap menjadi masalah utama di China. Kecelakaan sebagian besar disebabkan oleh pengawasan yang buruk dan terkadang mengabaikan peraturan keselamatan. Industri yang merupakan sumber utama lapangan kerja dan pendapatan pajak sering melakukan pelanggaran.
Pada Februari lalu, 53 penambang tewas dalam runtuhnya tambang batu bara besar terbuka di wilayah utara Mongolia Dalam. Insiden ini menyebabkan sejumlah pihak ditangkap. Selain itu, empat orang ditahan karena kebakaran di sebuah perusahaan perdagangan industri di Tiongkok tengah pada November yang menewaskan 38 orang.
Pemerintah pusat telah menjanjikan langkah-langkah keamanan yang lebih kuat sejak ledakan 2015 di sebuah gudang bahan kimia di kota pelabuhan utara Tianjin yang menewaskan 173 orang, kebanyakan dari mereka adalah petugas pemadam kebakaran dan polisi. Dalam kecelakaan itu, sejumlah pejabat setempat dituduh menerima suap karena mengabaikan pelanggaran keamanan.
Pilihan Editor: Ledakan di Pabrik Kimia China, 6 Orang Hilang
FOX NEWS