Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Duta Besar Sudan untuk Indonesia Pastikan Konflik yang Terjadi bukan Perang Saudara

image-gnews
Duta Besar Sudan untuk Indonesia Yassir Mohamed Ali (keempat dari kanan) pada Rabu, 3 Mei 2023, di rumah dinasnya di Kuningan memberikan keterangan pers terkait kondisi Sudan terkini. Sumber: Fatima/Tempo
Duta Besar Sudan untuk Indonesia Yassir Mohamed Ali (keempat dari kanan) pada Rabu, 3 Mei 2023, di rumah dinasnya di Kuningan memberikan keterangan pers terkait kondisi Sudan terkini. Sumber: Fatima/Tempo
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Duta Besar Sudan untuk Indonesia Yassir Mohamed Ali pada Rabu, 3 Mei 2023, memastikan pihaknya rutin melakukan kontak dengan pemerintah Indonesia terkait konflik di Sudan. Mohamed Ali bahkan rencananya akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi untuk melaporkan perkembangan terakhir mengenai konflik ini.

"Saya juga akan meminta bantuan dari perbatasan dan forum internasional terkait situasi di Sudan. Kami berharap dapat segera bertemu dengan Menteri Kesehatan (Budi Gunadi Sadikin) dan berusaha mencari dukungan dari saudara-saudara kami," kata Duta Besar Mohamed Ali dalam acara jumpa pers di rumah dinasnya di Kuningan, Jakarta.

Duta Besar Mohamed Ali sangat berharap ada bantuan kemanusiaan lain, mengingat rumah sakit di Ibu Kota Khartoum banyak yang hancur. Dia mengakui Sudan telah menerima beberapa dukungan dan bantuan dari sejumlah negara, namun bantuan masih tetap diperlukan. 

"Kami juga sudah menerima beberapa dukungan dari beberapa negara, di antaranya dari Oman dan Mesir," ujarnya.

Terkait upaya penyelesaian konflik, Duta Besar Mohamed Ali menyebut kelompok Pasukan Pendukung Cepat (RSF) tidak mau duduk bersama dengan pemerintah. RSF hanya memiliki dua pilihan, yakni terus mempersenjatai diri dan menyerah atau harus menghadapi segala konsekuensi.

Sudan bergolak ketika pada Sabtu pagi, 15 April 2023, meletup pemberontakan yang dilakukan oleh RSF, dalam upaya untuk merebut kekuasaan secara paksa, mereka secara terang-terangan menyerang sesama rekan di Angkatan Bersenjata Sudan (SAF), di berbagai lokasi di ibu kota, Khartoum, dan kota-kota lainnya.

SAF berdasarkan tugas konstitusionalnya, bertanggung jawab secara nasional menjaga keamanan dan stabilitas di negara tersebut. Dengan begitu, SAF tidak memiliki pilihan selain membalas serangan tersebut dan mendesak keluar RSF dari semua kampnya di negara tersebut, setelah menghancurkan markas besar mereka.

Sekarang ini, RSF telah diusir dari markas SAF dan sekitarnya. Namun ada beberapa lokasi sensitif yang coba dikuasai RSF seperti Istana Repuplik Sudan, Bandara Internasional Khartoum, Radio Nasional dan Televisi Nasional. Ironisnya, semua lokasi ini dulunya dijaga bersama oleh pasukan SAF dan RSF.

RSF juga telah mengerahkan lebih dari empat puluh ribu pasukannya di ibu kota, dengan mobil SUV bersenjata lengkap mereka. Sekarang telah dipastikan setelah penghancuran semua sumber dukungan logistik dasar mereka, 85 persen pasukan RSF menyerah, melarikan diri atau dibunuh oleh tentara Sudan.

Oleh karena itu berdasarkan fakta tersebut, Mohamed Ali menilai tidak benar jika perang ini digambarkan sebagai perang saudara karena beberapa orang salah melihatnya. Ini lebih merupakan tindakan yang tak terhindarkan oleh SAF terhadap kelompok pemberontak bersenjata, yang memiliki upaya kudeta untuk merebut kekuasaan, dan mencoba membunuh kepala negara serta mengendalikan semua lokasi strategis di Khartoum (yang populasinya hampir 8 juta jiwa).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Serangan ofensif ini diduga direncanakan, dipersiapkan dan diatur dengan baik, tidak hanya oleh RSF yang memberontak, tetapi juga didukungan unsur asing, dalam konspirasi besar untuk mengepung kekuasaan dengan paksa di Sudan.

Kelompok RSF sekarang sudah kehilangan kekuasaan di beberapa lokasi, bahkan berada di posisi yang sangat putus asa. Akibatnya, mereka cenderung memperburuk situasi kemanusiaan, melalui taktik jahat, dengan menargetkan beberapa fasilitas dasar di ibu kota. Akibatnya, 69 persen rumah sakit tidak berfungsi, staf medis dievakuasi secara paksa, petugas di unit gawat darurat dan ambulans menjadi sasaran, di mana 19 tenaga kesehatan tewas - 9 di antaranya diculik. Bukan hanya itu, sejumlah apotek dijarah.

Beberapa rumah sakit dilaporkan digunakan oleh kelompok pemberontak sebagai pangkalan militer, setelah mengevakuasi paksa semua pasien, termasuk mereka yang berada dalam posisi kritis.
Karena pasokan kebutuhan dasar RSF tidak mencukupi, mereka menggeledah puluhan supermarket dan toko kelontong di sekitar Khartoum.

Pemberontakan melanggar gencatan senjata kemanusiaan sebanyak enam kali, dan sejumlah tempat diplomatik telah dilanggar, seperti kedutaan besar Uni Eropa, India, Indonesia, Malaysia, dan jalur diplomatik milik Kedutaan Besar Amerika Serikat. Pasukan pemberontak menjarah mobil CD kedutaan Indonesia, dan juga membunuh seorang atase administrasi kedutaan Mesir.

Dalam manifestasi lain, RSF diduga telah melakukan beberapa kekejaman. Salah satu yang terburuk di antaranya adalah merekrut anak-anak sebagai tentara. RSF dengan sumber dayanya yang besar, tidak pernah membangun satu sekolah pun di Darfur atau di mana pun di Sudan. Kelompok ini merekrut anak-anak dari keluarga miskin untuk didaftarkan sebagai tentara, yang merupakan pelanggaran mencolok terhadap HAM.

Kementerian Luar Negeri Sudan telah mengeluarkan beberapa kecaman atas pelanggaran mencolok pada misi diplomatik, personel dan propertinya oleh RSF. Selanjutnya, SAF menegaskan kembali bahwa dalam operasi melawan RSF, SAF berkomitmen keras melakukan semua pengamatan yang diperlukan demi meminimalkan korban sipil, hancurnya properti pribadi dan publik. Operasi militer untuk menyatakan Khartoum benar-benar bebas dari kendali RSF mungkin akan memakan waktu beberapa hari.

Sudan, dalam perjuangannya melawan pemberontakan ini, telah mendapat dukungan dari Liga Arab, yang mengutuk penyerangan terhadap warga sipil, misi diplomatik dan rumah sakit, dan meminta RSF untuk mengecualikan rumah sakit dari operasi militer mereka. Pada konteks yang sama, Uni Afrika secara samar-samar menggambarkan apa yang terjadi di Sudan adalah masalah internal dan harus ditangani tanpa intervensi asing. Semua mediasi dan dukungan kemanusiaan harus dikoordinasikan dengan pemerintah Sudan.

Pilihan Editor: Seorang Mahasiswa Indonesia di Sudan Tak Mau Dievakuasi , Mengapa?

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.       

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Adik Kim Jong Un Umumkan Korea Utara sedang Bangun Militer Besar-besaran

22 jam lalu

Kim Yo Jong, adik pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menghadiri upacara peletakan karangan bunga di Mausoleum Ho Chi Minh di Hanoi, Vietnam 2 Maret 2019. Berdasarkan sistem dinasti, ia berpotensi menjadi pemimpin Korea Utara menggantikan kakaknya. REUTERS/Jorge Silva
Adik Kim Jong Un Umumkan Korea Utara sedang Bangun Militer Besar-besaran

Adik Kim Jong Un memastikan negaranya akan terus membangun kekuatan militer besar-besaran dan terkuat untuk melindungi kedaulatan dan perdamaian


10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

1 hari lalu

Warga Afghanistan berkumpul untuk naik bus saat mereka bersiap untuk kembali ke rumah, setelah Pakistan memberikan peringatan terakhir kepada migran tidak berdokumen untuk pergi, di halte bus di Karachi, Pakistan 29 Oktober 2023. REUTERS/Akhtar Soomro
10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

Ada 10 negara yang paling tidak aman di dunia dan tidak disarankan untuk berkunjung ke sana. Siapa saja?


Pengeluaran Militer Global Capai Rekor Tertinggi pada 2023, Israel Naik 24 Persen

2 hari lalu

Jet tempur F-16 Israel menembakkan roket udara-ke-darat 'Rampage'. (Sistem Industri Militer Israel dan Industri Dirgantara Israel)
Pengeluaran Militer Global Capai Rekor Tertinggi pada 2023, Israel Naik 24 Persen

Pengeluaran militer global pada 2023 mencapai rekor tertinggi dengan angka US$2.443 miliar atau sekitar Rp39,66 kuadriliun.


AS akan Jatuhkan Sanksi pada Batalion Israel atas Pelanggaran HAM, Netanyahu: Saya Lawan!

2 hari lalu

PM Israel Benyamin Netanyahu dan istrinya, Sara. REUTERS
AS akan Jatuhkan Sanksi pada Batalion Israel atas Pelanggaran HAM, Netanyahu: Saya Lawan!

PM Israel Benjamin Netanyahu akan melawan sanksi apa pun yang menargetkan unit militer Israel atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia.


Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

3 hari lalu

Pengungsi Rohingya menempati penampungan sementara di llanta pasar gedung Balee Meuseuraya Aceh (BMA), Banda Aceh, Senin, 18 Desember 2023. Polresta Banda Aceh menetapkan salah seorang imigran Rohingya Muhammad Amin (35) sebagai tersangka yang menyeludupkan 136 orang pengungsi Rohingya penghuni kamp penampungan Coxs Bazar Bangladesh ke Desa Lamreh, Kabupaten Aceh Besar yang saat ini menempati lantai dasar gedung BMA. ANTARA FOTO/Irwansyah Putra
Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan


Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

3 hari lalu

Duta Besar Aljazair untuk PBB Sofiane Mimouni berbicara sebelum pemungutan suara mengenai resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata kemanusiaan segera di Gaza, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di markas besar PBB di New York, AS, 20 Februari 2024. REUTERS/Mike Segar
Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Israel akan memanggil duta besar negara-negara yang memilih keanggotaan penuh Palestina di PBB "untuk melakukan protes"


800.000 Orang Berisiko Hadapi Bahaya Ekstrem di Sudan

4 hari lalu

Seorang wanita dan bayi di kamp pengungsi Zamzam, dekat El Fasher di Darfur Utara, Sudan. MSF/Mohamed Zakaria/Handout melalui REUTERS
800.000 Orang Berisiko Hadapi Bahaya Ekstrem di Sudan

PBB telah memperingatkan bahaya yang akan menimpa setidaknya 800.000 warga Sudan ketika pertempuran semakin intensif dan meluas di Darfur.


Mengenal Ragam Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan TNI

5 hari lalu

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (ketiga kiri) berfoto bersama Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa (keempat kiri), Wamenhan M Herindra (kedua kanan), KASAL Laksamana TNI Yudo Margono (kiri), KASAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo (kanan) dan KASAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman (kedua kiri) usai mengikuti acara Penyematan Bintang Kehormatan TNI di Kantor Kemenhan, Jakarta, Senin, 15 Agustus 2022. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Mengenal Ragam Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan TNI

Gelar, tanda jasa, dan tanda kehormatan TNI memiliki makna yang berbeda. Berikut adalah penjelasannya.


Hizbullah Serang Israel

6 hari lalu

Anggota Hizbullah mengambil bagian dalam latihan militer selama tur media yang diselenggarakan untuk memperingati Hari Perlawanan dan Pembebasan, di Aaramta, Lebanon 21 Mei 2023. REUTERS/Aziz Taher/File Foto
Hizbullah Serang Israel

Hizbullah di Lebanon pada Rabu, 17 April 2024, mengkonfirmasi telah menembakkan sejumlah rudal dan drone ke sebuah fasilitas militer di utara Israel.


Diprotes Karyawan Google karena Kerja Sama dengan Israel, Apa Itu Proyek Nimbus?

6 hari lalu

Para karyawan melakukan aksi duduk di kantor Google di New York untuk memprotes kerja sama raksasa teknologi tersebut dengan Israel. latimes.com
Diprotes Karyawan Google karena Kerja Sama dengan Israel, Apa Itu Proyek Nimbus?

Proyek Nimbus adalah proyek komputasi cloud atau awan milik pemerintah dan militer Israel yang bekerja sama dengan Google dan Amazon.