TEMPO.CO, Jakarta - Diplomat tinggi Cina Wang Yi menyerukan pada negara-negara berkembang agar lebih banyak menyuarakan pandangan di Dewan Keamanan PBB. Saran itu disampaikan Wang sepekan setelah Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov juga membuat imbauan serupa dengan mengatakan negara-negara Barat terlalu dominan di Dewan Keamanan PBB.
“Reformasi di Dewan Keamanan PBB harus menegakkan kejujuran dan keadilan, meningkatkan rasa keterwakilan suara dari negara-negara berkembang, mengizinkan negara-negara kecil dan menengah agar lebih memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan di Dewan Keamanan PBB,” kata Wang, dalam pertemuan dengan Duta Besar Kuwait untuk PBB Tareq Albanai dan Duta Besar Austria untuk PBB Alexander Marschik.
Wang menyampaikan kritikan itu menjelang pembicaraan soal reformasi di tubuh Dewan Keamanan PBB, di mana Kuwait dan Wina akan memimpin jalannya proses negosiasi ini. Wang berharap sebuah konsensus bisa dicapai sehingga proses reformasi bisa diakui secara luas dan hasilnya akan bertahan dalam ujian sejarah.
Sebelumnya Menteri Luar Negeri Cina Qin Gang membuat pernyataan yang memperjelas kalau Beijing ingin meningkatkan kehadiran perwakilan negara-negara berkembang di Dewan Keamanan PBB agar bisa membuat sistem pemerintahan global yang lebih adil dan merata.
Sedangkan pada Senin pekan lalu, 24 April 2023, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menyatakan multilateralisme sejati menuntut agar PBB menyesuaikan diri dari kecenderungan pembentukan arsitektur multipolar dalam hubungan internasional.
“Perluasan representatif Asia, Afrika dan negara-negara Amerika Latin di tubuh PBB perlu diakselerasikan demi mengatasi representasi negara-negara Barat yang berlebihan di Dewan Keamanan PBB,” kata Lavrov.
Sumber: rt.com
Pilihan Editor: Taliban Larang Staf Perempuan Bekerja di Kantor PBB
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.