TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyerukan supaya dunia memberikan perhatian pada situasi kemanusiaan di Afghanistan yang makin memburuk. Indonesia ingin terus memberikan bantuan kepada rakyat Afghanistan, yang saat ini dikuasai oleh Taliban.
"Hak-hak perempuan Afghanistan penting untuk dihormati termasuk hak terhadap pendidikan dan pekerjaan,” kata Retno dalam pengarahan media di Doha, Qatar, pada Senin 1 Mei 2023, setelah pertemuan Utusan Khusus Afghanistan yang diadakan PBB.
"Dunia juga perlu memperhatikan situasi kemanusiaan yang semakin memburuk di Afghanistan."
Taliban merebut kekuasaan pada Agustus 2021 ketika pasukan pimpinan Amerika Serikat mundur setelah perang selama 20 tahun.
Pada Desember, Majelis Umum PBB yang beranggotakan 193 orang menyetujui penundaan, untuk kedua kalinya, keputusan apakah akan mengakui pemerintahan Taliban Afghanistan dengan mengizinkan mereka mengirim duta besar PBB ke New York.
Dewan Keamanan PBB dengan suara bulat pada Kamis mengutuk larangan administrasi Taliban terhadap wanita Afghanistan yang bekerja untuk PBB di Afghanistan dan meminta para pemimpin Taliban untuk "segera membalikkan" tindakan keras terhadap hak-hak perempuan dan anak perempuan.
Taliban mengatakan mereka menghormati hak-hak perempuan sesuai dengan interpretasinya yang ketat terhadap hukum Islam. Pejabat Taliban mengatakan keputusan tentang pekerja bantuan wanita adalah "masalah internal."
Selain Indonesia, negara-negara yang diundang PBB dalam pertemuan Senin mencakup Amerika Serikat, Rusia, Cina, Inggris, Prancis, Jerman, Arab Saudi, India, PEA, Qatar, Turki dan lain-lain. Organisasi internasional seperti OKI dan Uni Eropa juga turut hadir.
Taliban sendiri tidak diundang PBB dalam pertemuan di Doha. Pekan lalu, PBB menekankan pertemuan kemarin tidak fokus pada kemungkinan pengakuan internasional atas pemerintahan Taliban setelah komentar wakil ketua PBB memicu kekhawatiran dan kebingungan.