Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Penjelasan Sekte Sesat di Kenya, Kelaparan untuk Bertemu Tuhan

Reporter

image-gnews
Petugas memberikan minum kepada seorang anggota sekte kristen Good News International Church yang kelaparan di hutan Shakahola di daerah Kilifi, Kenya 23 April 2023. Kepolisian Kenya menangkap pemimpin sekte sesat yang diduga telah menyebabkan sedikitnya 73 orang tewas, akibat ajarannya yang menyuruh para pengikutnya membiarkan diri kelaparan agar masuk surga. REUTERS/Stringer
Petugas memberikan minum kepada seorang anggota sekte kristen Good News International Church yang kelaparan di hutan Shakahola di daerah Kilifi, Kenya 23 April 2023. Kepolisian Kenya menangkap pemimpin sekte sesat yang diduga telah menyebabkan sedikitnya 73 orang tewas, akibat ajarannya yang menyuruh para pengikutnya membiarkan diri kelaparan agar masuk surga. REUTERS/Stringer
Iklan

TEMPO.CO, JakartaSekte sesat di Kenya yang membiarkan pengikutnya sengaja mati kelaparan sedang menjadi berita utama dunia. Polisi menemukan lusinan mayat setelah mengendus praktik aliran sesat yang dipimpin oleh Paul Mackenzie Nthenge, lalu mencari jejak para korban.

Mengaku seorang pendeta, Nthenge ditangkap atas tuduhan mendesak para pengikutnya agar mati kelaparan untuk “menemukan” Tuhan. Hingga saat ini, total mayat yang polisi temukan mencapai 90 orang, termasuk anak-anak. Mereka semua ditemukan meninggal dunia setelah menahan lapar dalam waktu yang lama.

Masalah ini membuat masyarakat dunia terkejut dan geram. Tak hanya bertindak selaku pemimpin sekte sesat, Nthenge juga merupakan seorang pemilik Gereja Internasional “Good News”. Rumah ibadah itu kini tengah berada dalam proses penyelidikan.

Hutan Shakahola sedang disisir oleh polisi untuk mencari lebih banyak korban. Pada Selasa, 25 April 2023, polisi menggali kuburan massal di tanah hutan tersebut dan menemukan 10 mayat. Di penghujung hari, ditemukan kembali 7 mayat sehingga total keseluruhan menjadi 90 korban meninggal. Ada pula dua orang korban hidup yang ditemukan dalam kondisi kurus kering. Pemerintah Kenya mengatakan bahwa jumlah korban kemungkinan akan terus meningkat.

Sekte “Kelaparan” yang Mengejutkan Penduduk Kenya

Pemerintah Kenya mendapat informasi pada awal April tentang kuburan dangkal dengan mayat di hutan. Mereka memulai pencarian di Hutan Shakahola, dekat kota pesisir Malindi. Setelah lusinan mayat digali, penemuan jejak korban sekte sesat diperkirakan tidak akan segera berakhir. Mayat tersebut adalah orang-orang yang kabarnya merupakan pengikut aliran sesat Kristen. Mereka diberi tahu oleh sang pemimpin sekte, Paul Mackenzie Nthenge, bahwa akan masuk surga dan bertemu Tuhan jika membuat diri mereka sendiri kelaparan.

Nthenge kemudian menyerah kepada polisi setelah penggerebekan Shakahola. “Pembantaian Hutan Shakahola”, itulah julukan bagi peristiwa sekte sesat Kenya dan kematian yang diakibatkannya. Polisi menyatakan, jumlah korban yang mati kelaparan bakal terus meningkat karena masih banyak laporan orang hilang.

Beberapa anggota Gereja Internasional “Good News” lainnya disinyalir masih bersembunyi di semak-semak di sekitar Hutan Shakahola dan berisiko mati jika tidak segera ditemukan. Palang Merah Kenya sebelumnya menyebut bahwa 212 orang telah dilaporkan hilang kepada staf pendukung mereka di Malindi. Dua di antaranya sudah kembali bersama keluarga.

Hussein Khalid—Direktur Eksekutif Kelompok Hak Asasi HAKI Afrika yang pertama kali memberi petunjuk kepada polisi—mendesak pihak berwenang agar mengirim lebih banyak tim penyelamat untuk mencari korban sekte sesat yang masih bisa diselamatkan dari hutan. Sedikit saja terlambat, semakin banyak nyawa yang akan terenggut dari praktik aliran sesat Nthenge. Kejadian luar biasa ini membuat banyak pihak trauma.

Tim penyelamat menemukan kumpulan mayat yang saling menumpuk di dalam lubang dangkal. Satu liang kubur diisi hingga enam jenazah. Ada mayat lain yang ditinggalkan begitu saja di luar di tanah. Kabar baiknya, sebanyak 29 korban selamat juga sempat ditemukan dan telah dibawa ke rumah sakit.

Rumah Sakit Penuh setelah Temuan Mengerikan

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selagi tim evakuasi terus mencari korban selamat, kamar mayat mulai kehabisan ruang untuk menyimpan jenazah. Pihak berwenang di Rumah Sakit Umum Malindi memperingatkan bahwa mereka mulai kewalahan. Di saat kamar mayat rumah sakit hanya berkapasitas 40 jenazah, para pejabat lantas menghubungi Palang Merah Kenya untuk mendapatkan kontainer berpendingin.

Presiden Kenya William Ruto berjanji untuk menindak tegas gerakan keagamaan yang “tidak dapat diterima” di negaranya. Ruto menyamakan pendeta nakal seperti Nthenge dengan teroris yang menggunakan dalih agama atas kekejian mereka. Ia pun menginstruksikan badan-badan pemangku kebijakan untuk menangani masalah ini sampai ke akar masalah.

Pertanyaan yang Muncul atas Praktik Aliran Sesat di Kenya

Warga Kenya marah dan menuntut penjelasan terkait bagaimana sekte semacam itu bisa beroperasi tanpa terdeteksi lebih dini. Walau sebenarnya, Nthenge sendiri telah menarik perhatian polisi sejak enam tahun lalu. Pendeta yang biasa menginjil di siaran televisi itu pernah ditangkap pada 2017 atas tuduhan radikalisme. Nthenge memulai percakapan tentang kesia-siaan pendidikan dan berkata pada keluarga untuk tidak menyekolahkan anak-anak mereka. Alasannya karena pendidikan tidak diakui oleh Alkitab.

Nthenge kemudian baru ditangkap lagi bulan lalu setelah dua anak mati kelaparan dalam penjagaan orang tua mereka. Namun, ia bebas dengan jaminan 100.000 shilling Kenya (sekitar Rp1 juta). Berita itu telah menimbulkan sedikit keributan lantaran setelah dibebaskan, Nthenge tetap menjalankan penginjilan. Itu kemudian menjadi fokus masyarakat Kenya atas kelalaian yang telah terjadi. Informasi terkini, Nthenge akan disidang sebagai tersangka pada 2 Mei 2023.

Kenya memiliki sejarah yang meresahkan tentang pendeta gadungan dan sekte sesat. Insiden terbaru dari sekte agama yang meminta pengikutnya untuk bunuh diri telah memicu tuntutan atas kontrol yang lebih ketat terhadap golongan kepercayaan marginal di negara tersebut.

Pilihan editor: Kematian Sekte Sesat Kenya Tembus 100 Orang, Pendeta Kedua Ditangkap

NIA HEPPY | SYAHDI MUHARRAM

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Gedung Asrama di Kenya Kebakaran, 17 Remaja Tewas

12 hari lalu

Ilustrasi kebakaran. Dok. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Gedung Asrama di Kenya Kebakaran, 17 Remaja Tewas

Citizen Televisi mewartakan api membakar sampai hangus para korban hingga sulit dikenali. Penyebab kebakaran masih diinvestigasi


Atlet Olimpiade Uganda Rebecca Cheptegei Tewas Usai Dibakar Pacarnya

13 hari lalu

Rebecca Cheptegei dari Uganda selama final maraton putri Atletik Kejuaraan Atletik Dunia di Pusat Atletik Nasional, Budapest, Hungaria, 26 Agustus 2023.REUTERS/Dylan Martinez
Atlet Olimpiade Uganda Rebecca Cheptegei Tewas Usai Dibakar Pacarnya

Pelari olimpiade Uganda Rebecca Cheptegei meninggal pada usia 33 tahun karena kegagalan beberapa organ setelah menderita luka bakar 80 persen


Beda dengan COVID-19, WHO Sarankan Vaksinasi Terarah untuk Cacar Monyet Mpox

28 hari lalu

Logo Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terlihat di dekat kantor pusatnya di Jenewa, Swiss, 2 Februari 2023. REUTERS/Denis Balibouse/File foto
Beda dengan COVID-19, WHO Sarankan Vaksinasi Terarah untuk Cacar Monyet Mpox

WHO merekomendasikan "vaksinasi terarah" dalam upaya melawan cacar monyet atau mpox, alih-alih vaksinasi massal


Reruntuhan Gedi di Kenya Terdaftar dalam Situs Warisan Dunia UNESCO

51 hari lalu

Reruntuhan Gedi di Kenya. Wikipedia/Maclemo
Reruntuhan Gedi di Kenya Terdaftar dalam Situs Warisan Dunia UNESCO

Reruntuhan Gedi menambah panjang deretan situs warisan dunia lainnya di Kenya


PBB Buka Lowongan Kerja dan Relawan bagi Anak Muda, WNI Bisa Daftar

55 hari lalu

Logo Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di pintu di kantor pusatnya di New York, AS.[REUTERS]
PBB Buka Lowongan Kerja dan Relawan bagi Anak Muda, WNI Bisa Daftar

PBB membuka lowongan pekerjaan dan sukarelawan melalui program perekrutan bagi anak muda dari berbagai negara, termasuk Indonesia. Pendaftaran dibuka hingga Agustus 2024.


Pria di Kenya Mutilasi 42 Wanita, Salah Satunya adalah Sang Istri

16 Juli 2024

Ilustrasi pembunuhan menggunakan senjata tajam. shutterstock.com
Pria di Kenya Mutilasi 42 Wanita, Salah Satunya adalah Sang Istri

Polisi Kenya menangkap seorang pria yang diduga memutilasi 42 wanita. Salah satu korban pembunuh berantai itu adalah istrinya.


Demo Kenya, Kementerian Luar Negeri Pastikan WNI Selamat

27 Juni 2024

Seorang pengunjuk rasa memegang bendera Kenya saat polisi menggunakan gas air mata untuk membubarkan pengunjuk rasa saat demonstrasi menentang rancangan kenaikan tarif Pajak 2024/2025 di Nairobi, Kenya, 25 Juni 2024. REUTERS/Monicah Mwangi
Demo Kenya, Kementerian Luar Negeri Pastikan WNI Selamat

Total ada 99 WNI yang saat ini tinggal di Kenya. Kementerian Luar Negeri RI memastikan mereka dalam kondisi selamat.


Kakak Perempuan Barack Obama Terkena Gas Air Mata saat Unjuk Rasa Menolak Kenaikan Pajak di Kenya

26 Juni 2024

Polisi menggunakan gas air mata untuk membubarkan pengunjuk rasa saat demonstrasi menentang rancangan kenaikan Tarif Pajak 2024/2025 di Nairobi, Kenya, 25 Juni 2024. REUTERS/Monicah Mwangi
Kakak Perempuan Barack Obama Terkena Gas Air Mata saat Unjuk Rasa Menolak Kenaikan Pajak di Kenya

Auma Obama, aktivis asal Kenya sekaligus saudari seayah mantan Presiden AS Barack Obama, terkena gas air mata saat berunjuk rasa di Nairobi.


Unjuk Rasa Menolak Kenaikan Pajak di Kenya Berujung Bentrok, Setidaknya 5 Tewas

26 Juni 2024

Demonstran bereaksi ketika polisi menggunakan gas air mata untuk membubarkan pengunjuk rasa saat demonstrasi menentang rancangan kenaikan tarif Pajak 2024/2025 di Nairobi, Kenya, 25 Juni 2024. REUTERS/Monicah Mwangi
Unjuk Rasa Menolak Kenaikan Pajak di Kenya Berujung Bentrok, Setidaknya 5 Tewas

Kepolisian Kenya menembaki pengunjuk rasa yang mencoba menyerbu gedung parlemen Kenya pada Selasa, 25 Juni 2024. Setidaknya, lima demonstran tewas


Banjir Bandang dan Tanah Longsor di Kenya Menewaskan 181 Orang

2 Mei 2024

Ilustrasi banjir. TEMPO/Subekti
Banjir Bandang dan Tanah Longsor di Kenya Menewaskan 181 Orang

Banjir bandang ini telah berdampak pada negara tetangga Kenya yakni Burundi dan Tanzania