TEMPO.CO, Jakarta - Para pemilih di Paraguay memberikan suara mereka dalam pemilihan presiden pada Minggu, tantangan elektoral terbesar bagi Partai Colorado yang berkuasa selama lebih dari satu dekade. Tak hanya itu, potensi hubungan panjang negara itu dengan Taiwan juga dipertaruhkan.
Tempat pemungutan suara dibuka pada pukul 7 pagi waktu setempat dalam kontes ketat antara kandidat presiden Partai Colorado Santiago Pena, seorang ekonom berusia 44 tahun, dan Efrain Alegre, veteran politik berusia 60 tahun yang memimpin koalisi kiri-tengah dan menjanjikan perombakan kebijakan luar negeri.
Jajak pendapat mengisyaratkan persaingan sengit antara Pena, mantan menteri keuangan, dan Alegre.
Presiden Mario Abdo Benitez, yang secara konstitusional dibatasi untuk satu masa jabatan, menyeru warga Paraguay untuk memilih saat tempat pemilihan suara dibuka.
"Semakin tinggi jumlah pemilih, semakin besar legitimasi demokrasi," kata Abdo setelah menjadi salah satu orang pertama yang memberikan suara di ibu kota Asuncion.
Satu topik yang menjadi pusat perhatian dalam pemilihan presiden tersebut adalah hubungan negara itu dengan Taiwan. Paraguay merupakan satu dari 13 negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Taiwan, dan satu-satunya yang tersisa di Amerika Selatan.
Pena mendukung mempertahankan hubungan dengan Taiwan. Sementara itu Alegre mengisyaratkan pemutusan hubungan dengan Taipei dan ingin membuka hubungan diplomatik dengan Cina, guna meningkatkan ekspor produk pertanian seperti daging sapi serta kedelai.
Di tengah perlambatan ekonomi, Alegre mengatakan hubungan diplomatik dengan Taiwan mempersulit negara untuk mengekspor kedelai dan daging sapi ke China, pembeli global utama.
Dalam beberapa tahun ini, sejumlah negara Amerika Latin telah mengadakan hubungan diplomatik dengan Beijing, termasuk Honduras, yang memutuskan hubungan dengan Taiwan pada Maret.
Sebagian besar pendukung terbesar Taiwan, termasuk Amerika Serikat, Jerman dan seluruh anggota NATO, memiliki hubungan diplomatik formal dengan China dan bukan Taiwan. Beijing menegaskan mitra potensialnya untuk memilih negaranya dan Taipei.
Di sekolah Mariscal Francisco Solano López di ibu kota Asuncion, Ramona Oddone adalah salah satu orang pertama yang memberikan suaranya: “Lihatlah semua anak muda yang ambil bagian - itu menunjukkan orang menginginkan perubahan,” kata pensiunan guru sekolah berusia 79 tahun itu kepada Reuters. “Mereka membutuhkan pekerjaan dan saya membutuhkan pensiun yang lebih baik.”
Eugenio Senturion, 65 tahun, mengatakan kesetiaannya teguh pada Pena. “Sekali Colorado tetap Colorado,” katanya, berbicara di luar tempat pemungutan suara lokalnya di daerah Jara, Asuncion. “Anda tidak bisa mengkhianati seseorang dari warna (partai) Anda sendiri,” ujar dia.
Maria Jose Rodas, ibu tiga anak yang berusia 34 tahun, ragu-ragu. “Saya khawatir tentang kejahatan. Semua kandidat sama bagi saya, tidak akan ada yang berubah, ”tuturnya ketika satu bus penuh pemilih tiba di TPS dalam kota.
Partai Colorado telah mendominasi politik di negara Amerika Selatan yang terkurung daratan itu sejak 1950-an dan telah memerintah selama 70 tahun terakhir. Namun, popularitasnya terpukul oleh ekonomi yang melambat dan tuduhan korupsi.
Pilihan Editor: Gagal Atasi Pandemi, Presiden Paraguay Minta Semua Menteri Mundur
FRANCE24 | REUTERS