TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Dunia edisi Jumat, 28 April 2023 didominasi berita dari konflik Rusia-Ukraina. Pasukan Rusia yang sudah menguasai sebagian besar wilayah Bakhmut memotong rute penting tentara Ukraina demi merebut sisanya. Berita ini ada di tempat teratas.
Berita kedua yang berhasil masuk dalam tiga teratas adalah berita ringan soal seorang pria sepuh Jepang yang membuka kafe gratis di Ukraina Timur. Seluruh makanan yang dibagikannya adalah hasil sumbangan warga Jepang yang bersimpati pada rakyat Ukraina.
Rusia tak ingin mengambil jalur nuklir dalam kebuntuannya dengan Barat atas Ukraina, tetapi mereka memiliki batas kesabaran. Berita ini menjadi penutup jajaran tiga teratas dunia.
Berikut, Top 3 Dunia selengkapnya:
Coba Rebut Bakhmut, Pasukan Rusia Potong Rute Penting Tentara Ukraina
Pasukan Rusia pada Kamis, mencoba memutuskan rute pasokan penting ke Kota Bakhmut, Ukraina timur, untuk memberi tekanan lebih besar pada pasukan pertahanan, kata perwira Ukraina.
Serhiy Cherevatyi, juru bicara pasukan Ukraina di timur, mengatakan kepada saluran televisi Freedom bahwa Bakhmut telah menyaksikan 13 pertempuran baru dalam 24 jam terakhir.
Berita selengkapnya, baca di sini.
Pria Sepuh asal Jepang Buka Kafe Gratis di Ukraina, Begini Kisahnya
Ketika Fuminori Tsuchiko tiba di Kota Kharkiv di Ukraina timur pada tahun lalu, dia mengatakan ingin melakukan apa saja untuk membantu orang-orang setelah invasi Rusia.
Tergerak oleh penderitaan penduduk Kharkiv yang terpaksa berlindung di stasiun kereta bawah tanah akibat serangan Rusia, warga negara Jepang berusia 75 tahun dari Tokyo itu memutuskan untuk tetap tinggal.
Berita selengkapnya, baca di sini.
Ancaman Rusia: Tidak Ingin Gunakan Nuklir, tapi Kesabaran Ada Batasnya
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menegaskan Moskow tidak bermaksud untuk mengambil jalur eskalasi nuklir dalam kebuntuannya dengan Barat atas Ukraina. Namun dia menyebut pihak lain seharusnya tidak menguji kesabaran Rusia.
Komentarnya mengikuti serangkaian peringatan pejabat senior Rusia, termasuk Presiden Vladimir Putin, yang beranggap dukungan militer Barat untuk Ukraina meningkatkan risiko konflik nuklir yang dahsyat.
Berita selengkapnya, baca di sini.