TEMPO.CO, Jakarta - Uzbekistan kemungkinan akan mengadopsi konstitusi baru pada Minggu, 30 April 2023, dalam referendum yang memberikan kesempatan pada Presiden Shavkat Mirziyoyev memperpanjang kekuasaannya di negara terpadat Asia Tengah itu hingga 2040.
Baik versi konstitusi saat ini maupun yang baru diusulkan membatasi masa jabatan presiden berturut-turut menjadi dua periode. Para pejabat mengatakan bahwa jika yang terakhir diadopsi, jumlah masa jabatan Mirziyoyev akan diatur ulang menjadi nol.
Karena konstitusi yang diusulkan juga memperpanjang masa jabatan presiden menjadi tujuh tahun dari lima tahun. Ini secara teori memungkinkan Mirziyoyev untuk tetap memimpin negara berpenduduk 35 juta orang hingga 2040.
Versi baru konstitusi juga menyatakan Uzbekistan sebagai "negara sosial" dengan peningkatan kewajiban kesejahteraan, menghapuskan hukuman mati, menetapkan perlindungan hukum pribadi yang lebih besar, dan mengizinkan kepemilikan tanah non-pertanian.
"Konstitusi baru mendefinisikan Uzbekistan sebagai negara berdaulat, demokratis, supremasi hukum, sosial dan sekuler. Semua perubahan didasarkan pada gagasan bahwa hak asasi manusia dan kebebasan adalah yang terpenting," kata Mirziyoyev dalam konferensi investasi pada Kamis.
"Juga, untuk pertama kalinya, ketentuan investasi yang menguntungkan dan lingkungan bisnis ditetapkan dalam konstitusi."
Masa jabatan kedua pemimpin berusia 65 tahun itu berakhir pada 2026. Langkahnya untuk menghindari batasan masa jabatan kemungkinan akan mengecewakan mitra Barat Uzbekistan yang sebelumnya memujinya karena membuka ekonomi negara dan mempromosikan agenda politik yang relatif liberal.
Namun, langkah seperti itu tidak mungkin mengganggu masuknya investasi asing atau penjajakan Tashkent bersama dengan bekas republik Soviet lainnya. Negara-negara Barat tengah berupaya untuk mengisolasi Rusia.
Mirziyoyev membatalkan rencana untuk memasukkan perubahan yang akan mengekang otonomi provinsi Karakalpakstan Uzbekistan setelah protes terhadap mereka menyebabkan kerusuhan mematikan Juli lalu.
Tidak ada jajak pendapat menjelang pemungutan suara Minggu, tetapi sedikit orang di Uzbekistan yang meragukan konstitusi baru akan diadopsi karena tidak menghadapi tentangan domestik dan dipromosikan oleh selebriti dalam acara berskala besar di seluruh negeri.
REUTERS
Pilihan Editor Bertelepon dengan Xi Jinping, Zelensky: Panjang dan Bermakna