TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memastikan sekitar 569 WNI dari Sudan telah dievakuasi dalam gelombang pertama, menyusul konflik bersenjata mematikan yang masih berlangsung di negara tersebut.
Dalam keterangan pers pada Rabu, 26 April 2023, Retno mengatakan, dari 569 WNI itu, 557 di antaranya sudah dipindahkan ke Jeddah. Sementara 10 staf KBRI tinggal di Port Sudan untuk membantu evakuasi tahap kedua, dan 2 lainnya masih mengurus dokumen perjalanan.
"Setiba di Jeddah, para WNI ini akan beristirahat dan akan dipulangkan secara bertahap ke Indonesia," kata Retno.
Kementerian Luar Negeri Arab Saudi dalam keterangan Rabu, 26 April 2023, mengatakan pengungsi yang tiba dari Sudan ke Jeddah yang mencakup 62 negara berjumlah 2.148 orang, termasuk 114 warga negara Saudi.
"Kerajaan bekerja untuk menyediakan semua kebutuhan yang diperlukan warga negara asing dalam persiapan untuk memfasilitasi keberangkatan mereka ke negara mereka," kata Kemlu Arab Saudi.
Retno mengapresiasi langkah pemerintah Saudi yang membantu pemindahan WNI melalui darat dari Khartoum ke Port Sudan, kemudian memfasilitasi jalur transportasi laut ke Sudan.
Menteri menambahkan akan ada gelombang dua evakuasi WNI dari Sudan ke Saudi, sejumlah 328 WNI. Selain WNI, pada tahap kedua ini, pemerintah membawa 7 WNA - 6 warga Australia dan 1 warga Sudan.
Menurut Retno, data WNI yang berada dari Sudan terus dimutakhirkan. Dari 1.209 jiwa tercatat di awal, saat ini WNI berjumlah 947 orang.
Di luar 897 WNI yang ikut gelombang pertama dan kedua evakuasi yang dilakukan pemerintah, 15 lainnya sudah berpindah secara mandiri. Sedangkan 25 orang lainnya memilih untuk bertahan karena alasan keluarga.
WNI lain sudah pulang ke Indonesia untuk mudik atau sedang umrah di Arab Saudi, kata Retno.
Konflik di Sudan dimulai sejak pecahnya perang sepuluh hari lalu antara militer dan kelompok milisi RSF (Rapid Support Forces). Pertempuran telah memicu krisis kemanusiaan, dengan menewaskan sedikitnya 459 orang dan mengurung jutaan rakyat Sudan tanpa akses ke layanan dasar.
Reuters melaporkan, kedua belah pihak menyetujui gencatan senjata 72 jam yang dimulai pada Selasa, 25 April 2023, setelah negosiasi yang ditengahi oleh Amerika Serikat dan Arab Saudi.
Namun, Utusan Khusus PBB untuk Sudan Volker Perthes mengatakan kepada Dewan Keamanan bahwa kedua belah pihak tidak menunjukkan kesungguhan untuk bernegosiasi.
Pilihan Editor: Arab Saudi Tampung Warga Asing yang Dievakuasi dari Sudan, termasuk WNI
DANIEL A. FAJRI