TEMPO.CO, Jakarta - Bahasa menjadi salah satu faktor penting dalam berkomunikasi. Bahasa akan mempermudah interaksi antar lawan bicara sehingga meminimalisir timbulnya kesalahpahaman.
Di sejumlah negara, terdapat beragam bahasa yang tumbuh dan digunakan oleh masyarakat untuk komunikasi sehari-hari. Dikutip dari laman World Economic Forum, Papua Nugini menjadi negara dengan bahasa paling banyak berdasarkan data Ethnolog 2016.
Papua Nugini menempati negara dengan bahasa terbanyak di dunia. Menurut Ethnolog, terdapat 839 bahasa tradisional di negara yang berbatasan dengan Indonesia bagian timur ini. Keanekaragaman linguistik di sana disebabkan oleh keadaan geografis dan topografi yang memaksa munculnya berbagai dialek.
Profil Papua Nugini
Dikutip dari Britannica, Papua Nugini adalah sebuah negara kepulauan yang terletak di barat daya Samudra Pasifik. Terdiri dari bagian timur Pulau New Guinea, yang menjadi pulau terbesar kedua di dunia, dengan bagian baratnya merupakan provinsi Papua dan Papua Barat Indonesia.
Papua Nugini juga mencakup Kepulauan Bismarck seperti New Britain, New Ireland, Kepulauan Admiralty, dan beberapa pulau lainnya. Selain itu, Bougainville dan Buka juga termasuk dalam wilayahnya yang merupakan bagian dari Rantai Kepulauan Solomon. Terdapat pula beberapa pulau kecil dan atol yang berada di sekitarnya.
Ibu kota negara Papua Nugini adalah Port Moresby, yang terletak di bagian tenggara wilayah tersebut, di sebelah Laut Karang.
Pulau-pulau yang membentuk Papua New Guinea telah dihuni selama 40.000 tahun oleh campuran berbagai kelompok etnis yang umumnya disebut sebagai Melanesia. Sejak negara ini merdeka pada tahun 1975, salah satu tantangannya adalah kesulitan dalam mengelola banyak masyarakat lokal yang beragam dan sebelumnya terisolasi sebagai sebuah negara yang bersatu dan berkelanjutan.