TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Perdana Menteri Inggris sekaligus Menteri Kehakiman Dominic Raab mengundurkan diri pada Jumat 21 April 2023, menyusul penyelidikan independen atas pengaduan formal tentang bullying atau intimidasi terhadap stafnya.
Dalam sepucuk surat kepada Perdana Menteri Rishi Sunak yang dipublikasikan di Twitter, Raab mengatakan penyelidikan tersebut telah menjadi preseden yang berbahaya. Kendati demikian, dia menyatakan akan tetap mendukung pemerintahan Sunak.
"Saya menyerukan penyelidikan dan berjanji untuk mengundurkan diri, jika ada temuan intimidasi apa pun. Saya yakin penting untuk menepati janji," kata Raab.
Namun, dia menambahkan: "Dengan menetapkan ambang batas intimidasi yang sangat rendah, penyelidikan ini telah menjadi preseden yang berbahaya. Ini akan mendorong pengaduan palsu terhadap Menteri, dan berdampak buruk pada mereka yang mendorong perubahan atas nama pemerintah Anda - dan pada akhirnya Inggris rakyat."
Diselidiki sejak November atas delapan tuduhan
Raab telah diselidiki sejak November atas delapan keluhan resmi tentang perilakunya sebagai menteri luar negeri, sekretaris Brexit, dan sebagai menteri kehakiman. Sunak memerintahkan Tolley untuk meluncurkan penyelidikan setelah laporan dari sejumlah pegawai negeri yang tidak disebutkan namanya, menggambarkan perilaku Raab sebagai intimidasi.
Raab dituduh menyebabkan staf menangis atau muntah sebelum rapat. Menteri itu juga dituduh melempar tomat Pret-A-Manger ke seberang ruangan karena "marah" - klaim yang dia bantah.
PM Inggris tunjuk Wakil PM dan Menteri Kehakiman baru
Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak menunjuk Alex Chalk sebagai menteri kehakiman baru dan Oliver Dowden sebagai wakil perdana menteri, setelah pengunduran diri Raab. Sunak terpaksa melakukan perombakan Kabinet, setelah Raab mundur karena publikasi laporan tentang klaim bahwa dia mengintimidasi staf di kementerian kehakiman.