TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong memberi tanggapan soal kekerasan baru-baru ini di Papua. Tentara Nasional Indonesia (TNI) memberlakukan siaga tempur di provinsi tersebut, menyusul ketegangan akhir pekan lalu dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
“Australia sangat prihatin dengan laporan kekerasan baru-baru ini di Provinsi Papua di Indonesia,” kata Wong dalam cuitannya pada Selasa, 18 April 2023.
“Kami dengan tegas mengutuk tindakan para penyandera, dan mengharapkan penyelesaian yang cepat, aman dan damai,” ujarnya menambahkan.
Panglima TNI Laksamana Yudo Margono dalam konferensi pers di Timika, Papua, mengatakan, status siaga tempur di Papua diberlakukan setelah serangan KKB terhadap Batalyon Infanteri Raider 321/Galuh Taruna di Distrik Mugi-Mam, Nduga, pada 15 April 2023.
Kemelut ini terjadi di tengah upaya penyelamatan pilot Susi Air berkewarganegaraan Selandia Baru Philip Marthens, yang disandera pada 7 Februari 2023. Sampai saat ini, Marthens belum bisa dibebaskan. KKB Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) mengancam akan terus melancarkan teror apabila Indonesia tetap melanjutkan operasi penyelamatan pilot Susi Air.
“Dengan kondisi ini, khususnya di wilayah tertentu kita ubah menjadi operasi siaga tempur,” kata Yudo pada Selasa, 18 April 2023. Dalam kesempatan yang sama, Yudo mencatat penerapan status ini mirip dengan yang dilakukan TNI di wilayah Natuna.
KKB pada Sabtu menyebut telah membunuh 9 tentara Indonesia pada satu hari sebelumnya setelah mengklaim Jakarta tidak menanggapi upaya damai. TNI menyatakan anggota pasukannya tewas satu.
Yudo mengatakan peristiwa di Nduga bermula saat satgas melakukan patroli karena mendengar kabar tentang keberadaan Philip. Satgas berangkat dengan harapan bisa bernegosiasi untuk pembebasan pilot asal Selandia Baru itu.
Profil Penny Wong, kelahiran Malaysia dan korban bully saat remaja
Wong adalah wanita kelahiran Sabah, Malaysia 1968. Ibunya berasal dari Australia dan ayahnya keturunan Tionghoa Malaysia. Ia mulai menetap di Australia ketika berumur 8 tahun mengikuti kepindahan ibunya yang berpisah dengan ayahnya.
Penny Wong adalah orang kelahiran Asia pertama yang memegang posisi kabinet Australia. Dia juga anggota parlemen perempuan gay pertama di Australia. Setelah menjadi senator pada 2002, Wong memiliki profil tinggi dalam politik Australia dengan reputasi untuk bahasa yang sederhana dan menjaga ketenangan selama perdebatan sengit.
Setelah Partai Buruh memenangkan pemerintahan pada 2007, Wong menjadi menteri perubahan iklim, kemudian menteri keuangan. Pada 2013, ia menjadi pemimpin wanita pertama di Senat.
Sejak 2016 dia menjadi menteri luar negeri bayangan. Dalam pidato tahun 2021, dia mengatakan Australia menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya termasuk "China yang lebih tegas" dan menyerukan perombakan kebijakan luar negeri dengan "tugas utama memaksimalkan pengaruh kita dalam membentuk kembali kawasan".
Tumbuh pada 1970-an Australia sebagai negara yang membuka lebih banyak migran non-Eropa, terutama pengungsi dari Vietnam, Wong mengalami diskriminasi rasial dan intimidasi. Dia sering menghadapi serangan verbal dan melihat slogan-slogan anti-Asia dicat di luar rumah mereka.
Rasa ketidakadilan yang kuat mendorongnya untuk mengungguli teman-teman sekelasnya dalam mata pelajaran akademik dan di bidang olahraga. Ia berhasil mendapatkan beasiswa ke Scotch College di Adelaide, salah satu sekolah paling bergengsi di negeri ini.
Wong pertama kali mencari karir di bidang kedokteran, tetapi setelah menghabiskan satu tahun di rumah sakit di Brasil dalam program pertukaran sukarela, dia menyadari bahwa dia tidak cocok untuk berurusan dengan kematian dan darah. Dia mengalihkan jurusannya dari kedokteran ke hukum dan seni di University of Adelaide, dan lulus dengan pujian pada tahun 1992.
Setelah bekerja untuk serikat pekerja dan pemerintah lokal, dia terpilih menjadi senat untuk Partai Buruh Australia pada tahun 2001. Dalam pidato perdananya di parlemen pada tahun berikutnya, dia mengkritik penggunaan ras oleh Perdana Menteri John Howard sebagai masalah politik.
“Saya mencari negara yang benar-benar satu bangsa, di mana semua warga Australia dapat berbagi, tanpa memandang ras,” kata Wong.
Wong juga merupakan politisi nasional perempuan gay pertama di negara itu dan berperan penting dalam melegalkan pernikahan sesama jenis di Australia pada tahun 2017. Dia menangis ketika hasil referendum tentang kesetaraan pernikahan diumumkan.
Dia tinggal bersama pasangannya, Sophie Allouache, dan pasangan itu membesarkan dua anak perempuan, Alexandra dan Hannah.
Pada tahun 2007, Perdana Menteri Kevin Rudd menunjuk Wong sebagai menteri perubahan iklim dan air, menjadikannya anggota kabinet Australia pertama yang lahir di Asia. Dia pergi ke Bali, untuk meratifikasi Protokol Kyoto atas nama Australia.
Dia diangkat sebagai menteri keuangan pada 2010, kemudian menjabat sebagai pemimpin senat Partai Buruh ketika koalisi Liberal-Nasional yang konservatif mengambil alih kekuasaan pada 2013.
Sejak 2016, dia menjadi menteri luar negeri bayangan. Dia menggunakan perannya untuk menyerang pemerintahan Perdana Menteri Scott Morrison atas penanganannya terhadap hubungan diplomatik utama.
Survei Roy Morgan terhadap 1.409 warga Australia pada bulan Maret menemukan bahwa Wong adalah politisi paling terpercaya di Australia. Jajak pendapat yang sama menunjukkan bahwa Morrison adalah yang paling tidak dipercaya.
DANIEL A. FAJRI | YUDONO YANUAR
Pilihan Editor: Pembocor Dokumen AS Jack Teixeira tetap Mendekam di Penjara saat Nanti Persidangan, Apa Motifnya?