TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg pada Kamis 20 April 2023 mengunjungi Kyiv untuk pertama kalinya sejak invasi besar-besaran Rusia, guna menunjukkan dukungan kepada Ukraina yang tengah bersiap melancarkan serangan balasan.
“Sekretaris Jenderal NATO ada di Ukraina. Kami akan merilis lebih banyak informasi sesegera mungkin,” kata seorang pejabat aliansi, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya sesuai dengan prosedur NATO.
Stoltenberg memberikan penghormatan kepada tentara Ukraina yang gugur dalam perang dan meninjau peralatan militer rusak milik Rusia yang dipajang di alun-alun St Michael di ibu kota itu, kata seorang fotografer Reuters.
Kepala NATO itu memasuki kendaraan untuk pergi setelah acara tersebut, kata fotografer itu.
Para pemimpin Ukraina dan pejabat NATO belum memberikan pernyataan ihwal kunjungan itu. Kunjungan masa perang oleh pejabat asing sering dirahasiakan, tetapi para pemimpin negara yang mengunjungi Kyiv sering mengadakan pembicaraan dengan Presiden Volodymyr Zelensky.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengunjungi pameran yang menampilkan kendaraan militer Rusia yang hancur di Kyiv tengah, Ukraina 20 April 2023. REUTERS/Gleb Garanich
Terlepas dari simbolisme penting dari kunjungan tersebut, tujuan sebenarnya dari perjalanan Stoltenberg tidak segera jelas. NATO tidak memiliki kehadiran resmi di Ukraina. Sebagai sebuah organisasi dari 31 negara, NATO hanya memberikan dukungan tidak mematikan — generator, peralatan medis, tenda, seragam militer, dan pasokan lainnya — kepada pemerintah di Kyiv.
Stoltenberg telah menjadi suara kuat aliansi selama perang dan berperan penting dalam mengumpulkan dan mengoordinasikan dukungan dari 31 anggota untuk Ukraina saat negara tersebut berusaha mempertahankan wilayahnya.
Invasi Rusia di Ukraina sejak 24 Februari 2022 telah menewaskan ribuan orang, menyengsarakan jutaan orang, menghancurkan kota-kota, dan meluluhlantakkan perekonomian Ukraina.
NATO mendukung Ukraina, di mana negara-negara anggota pakta militer itu mengirimkan senjata, tetapi tidak mengirimkan pasukan tempur.
Ukraina melihat masa depannya berada dalam aliansi NATO. September tahun lalu mereka mengajukan lamaran menjadi anggota NATO lewat jalur cepat setelah Rusia mencaplok empat wilayahnya yang sebagian diduduki pasukan Rusia.
Rusia menganggap NATO sebagai aliansi militer musuh, yang melanggar apa yang dianggap Rusia sebagai ruang lingkup pengaruhnya. Ukraina memperoleh kemerdekaan dari Uni Soviet pimpinan Rusia pada 1991.
Pilihan Editor: AS Berikan Bantuan Militer Rp4,8 Triliun ke Ukraina, Paket Dukungan ke-36
REUTERS