Khawatir Konflik Meluas
Perebutan kekuasaan di Sudan telah menggagalkan peralihan ke pemerintahan sipil dan menimbulkan kekhawatiran akan konflik yang lebih luas. Asap menyelimuti ibu kota, dan penduduk melaporkan gemuruh serangan udara, tembakan artileri, dan penembakan yang menutup rumah sakit di kota yang tidak terbiasa dengan kekerasan.
"Kedua pihak yang bertikai tidak memberikan kesan bahwa mereka menginginkan mediasi untuk perdamaian di antara mereka segera," kata Perthes kepada wartawan melalui tautan video dari Khartoum.
Gencatan Senjata Sebelumnya Gagal
Dia mengatakan musuh telah menyetujui gencatan senjata untuk kemanusiaan selama tiga jam. Namun Al Jazeera dan Al Arabiya TV dari Khartoum mewartakan pada hari kedua pertempuran masih berlanjut meski dijanjikan akan tenang.
Pertempuran di Khartoum dan kota kembar Omdurman dan Bahri yang bersebelahan, sejak Sabtu 15 April 2023 adalah yang terburuk dalam beberapa dasawarsa. Ini berisiko memisahkan Sudan menjadi dua faksi militer yang berbagi kekuasaan selama transisi politik yang sulit.
Panglima Angkatan Darat Sudan, Burhan, mengepalai dewan penguasa yang dibentuk setelah kudeta 2021 dan penggulingan pemimpin veteran Omar Bashir pada 2019 selama protes massal. Pemimpin RSF Hemedti adalah wakilnya.
Para Komandan Sudan Setuju Gencatan Senjata 24 Jam
Para Komandan Sudan yang saling berperang akhirnya menyetujui gencatan senjata 24 jam mulai Selasa malam, setelah tekanan Antony Blinken atas pertempuran mematikan yang melanda ibu kota Khartoum dan melihat tembakan ke arah konvoi diplomatik AS.
Gencatan senjata akan dimulai pada pukul 6 sore waktu setempat dan tidak akan diperpanjang setelah 24 jam yang disepakati, kata Jenderal AD Shams El Din Kabbashi, anggota dewan militer berkuasa Sudan, kepada al Arabiya TV.
Selasa pagi, tembakan senjata bergema di seluruh Khartoum yang disertai gemuruh suara pesawat perang dan ledakan-ledakan. Warga kota-kota tetangga seperti Omdurman dan Bahri melaporkan serangan-serangan udara yang mengguncang gedung-gedung dan tembakan anti-pesawat. Pertempuran juga berkecamuk di bagian barat negara itu, kata PBB.
Blinken, yang berbicara di Jepang, mengatakan ia telah menelepon baik pemimpin milisi RSF Jenderal Mohamed Hamdan Dagalo, yang dikenal dengan Hemedti, dan Jenderal Abdel Fattah al-Burhan, meminta gencatan senjata 24 jam "untuk memungkinkan rakyat Sudan bersatu kembali dengan keluarga-keluarga mereka” dan memberikan mereka bantuan kemanusiaan.