TEMPO.CO, Jakarta -Pengadilan Sydney pada Senin 17 April 2023 menolak jaminan bagi seorang pria Australia, Alexander Csergo, yang didakwa dengan pelanggaran campur tangan asing. Pria itu dituduh menerima uang tunai dari sosok yang diduga agen intelijen Cina.
Hakim Sydney Michael Barko mengatakan Csergo merupakan "pebisnis yang canggih dan membumi " yang telah berada di radar intelijen Australia selama beberapa waktu sebelum penangkapannya pada Jumat, 14 April 2023.
Saat menolak jaminan, Barko mengatakan pengadilan punya alasan kuat dalam mengadili Csergo. Pria itu pernah tinggal di Cina selama beberapa dekade.
Pengadilan mengatakan, Csergo diduga telah tiba kembali di Australia tahun ini dengan "daftar belanja" prioritas intelijen yang telah diminta oleh dua orang yang telah dicurigai sejak 2021 sebagai agen Kementerian Keamanan Negara Cina.
Pasangan tersebut, yang disebut di pengadilan hanya sebagai "Ken" dan "Evelyn", pertama kali melakukan kontak dengan Csergo melalui LinkedIn. Daftar belanja ini ditemukan oleh otoritas intelijen Australia tiga minggu setelah Csergo kembali ke Sydney.
Barko menambahkan, Csergo diduga diminta untuk menulis laporan tentang kemitraan teknologi pertahanan AUKUS Australia dengan Amerika Serikat dan Inggris. Dia juga diminta menggarap laporan diplomatik QUAD, penambangan bijih besi, dan litium.
Csergo sendiri merupakan seorang eksekutif pemasaran berusia 55 tahun. Dia ditangkap di pinggiran pantai Bondi pada Jumat.
Dia adalah orang kedua yang didakwa berdasarkan undang-undang campur tangan asing Australia, yang mengkriminalisasi aktivitas yang membantu kekuatan asing. Alasannya karena mengganggu kedaulatan atau kepentingan nasional Australia.
Yang terjerat delik ini berpotensi mendapat hukuman penjara maksimal 15 tahun.
Pengacara Csergo, Bernard Collaery, yang telah meminta jaminan, mengatakan bahwa laporan yang ditulis Csergo didasarkan pada informasi yang bersumber dari publik dan kasus terhadap kliennya "dangkal dan tidak berdasar".
Pilihan Editor: Kembali dari Cina, Warga Australia Didakwa atas Dugaan Menjual Informasi Negara
REUTERS