TEMPO Interaktif, Washington: Para eksekutif dari Google Inc, AT&T Inc, Twitter dan perusahaan teknologi lainnya mengunjungi Irak minggu ini untuk menjajaki penggunaan teknologi untuk membantu memerangi korupsi dan membangun masyarakat yang lebih akuntabel, kata Departemen Luar Negeri Amerika, Senin.
Departemen Luar Negeri, yang membantu mengatur perjalanan 19-23 April itu, mengatakan para eksekutif itu akan menawarkan ide bagaimana teknologi baru dapat membantu mendorong transparansi, memperkuat masyarakat sipil, dan secara umum mendukung kelompok-kelompok masyarakat dan lokal dengan menyediakan alat-alat untuk gedung-gedung yang menggunakan jaringan.
"Saat warga Irak berpikir bagaimana mengintegrasikan teknologi baru sebagai alat bagi kekuasaan yang cerdas, kami memandang ini sebagai peluang untuk mengundang industri teknologi Amerika menjadi bagian dari peristiwa kreatif ini," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Robert Wood.
Perusahaan-perusahaan lain yang ikut dalam perjalanan itu adalah Howcast, sebuah situs Web yang menawarkan cara untuk membuat video; Meetup, sebuah situs Web yang membantu mengorganisir, atau bergabung, dengan komunitas-komunitas lokal; situs Web You Tube; Automattic/Wordpress, yang membuat perangkat lunak blog, dan Blue State Digital, yang menyediakan alat untuk mencari dana melalui online, advokasi, dan jaringan sosial.
Persetujuan para eksekutif teknologi tinggi untuk ikut dalam perjalanan itu menggambarkan peningkatan situasi keamanan di Irak sejak keputusan mantan Presiden AS George W. Bush pada 2007 untuk mengirim tambahan pasukan AS ke Irak guna mengatasi pergolakan sipil.
Meski kekerasan menurun tajam di sebagian besar negara, yang diinvasi Amerika Serikat pada Maret 2003 untuk menumbangkan mantan diktator Saddam Hussein, namun serangan bunuh diri masih bermunculan bulan lalu, termasuk satu pada hari Senin yang menewaskan empat polisi di timur laut Irak.
REUTERS | ERWIN