TEMPO.CO, Jakarta - Polisi di Afrika Selatan mengatakan enam orang tewas pada Rabu, 12 April 2023, dalam penembakan di dekat Cape Town, di mana pihak berwenang setempat menyalahkan pemadaman listrik yang memengaruhi kamera keamanan karena menghambat penyelidikan. Demikian dilansir AFP.
Penembakan, yang menurut pihak berwenang diduga terkait dengan geng, terjadi di Ocean View, sebuah kotapraja di Cape Peninsula beberapa kilometer di utara Tanjung Harapan.
“Sebuah kendaraan parkir di depan sebuah rumah,” kata juru bicara kepolisian, Novela Potelwa, dalam sebuah pernyataan.
“Penumpang kendaraan itu masuk ke dalam rumah dan mulai menembaki orang-orang yang ada di dalam gedung tersebut.”
Lima pria terbunuh di tempat. Pria keenam dibawa ke rumah sakit setempat tetapi dinyatakan meninggal dunia saat tiba, katanya.
Sejauh ini belum ada yang ditahan.
Penembakan massal tidak lazim di Afrika Selatan, yang memiliki tingkat pembunuhan tertinggi di dunia.
Partai oposisi terkemuka Afrika Selatan, Aliansi Demokratik (DA), yang memerintah di provinsi Western Cape, yang mencakup Cape Town, mengatakan pembunuhan terakhir adalah "dakwaan yang mencengangkan atas keadaan pemberantasan kejahatan" di negara itu.
"Telah dipastikan bahwa pemadaman listrik yang sedang berlangsung di daerah tersebut telah menonaktifkan kamera CCTV pada saat kejadian, sehingga sangat menghambat penyelidikan dan tanggapan polisi terhadap insiden tersebut," kata juru bicara DA Gillion Bosman dalam sebuah pernyataan.
Melayani populasi hampir 50.000 orang, kantor polisi Ocean View hanya memiliki 61 "unit kepolisian yang terlihat" dan 12 detektif, katanya.
Terlepas dari namanya, Ocean View tidak memiliki pemandangan laut. Naman itu dibuat pada tahun 1968 oleh rezim apartheid Afrika Selatan sebagai kotapraja untuk orang-orang kulit berwarna yang telah dipaksa keluar dari daerah-daerah yang dicari yang menghadap ke Atlantik.
Afrika Selatan dilanda pemadaman listrik selama setahun terakhir, yang dipicu oleh meningkatnya masalah di perusahaan listrik Eskom yang terkepung.
AL ARABIYA ENGLISH
Pilihan Editor: ASEAN Kutuk Keras Serangan Junta Militer ke Wilayah Sagaing Myanmar