TEMPO.CO, Jakarta - Majelis rendah parlemen Rusia, Selasa, 11 April 2023, memilih dengan suara bulat untuk mengajukan surat wajib militer elektronik untuk pertama kalinya dalam sejarah negara itu, karena Moskow berusaha mempersulit laki-laki dewasa menghindar dari wajib militer tersebut.
Duma Negara, majelis rendah parlemen, memberikan persetujuan awal untuk perubahan undang-undang dalam apa yang disebut pembacaan kedua undang-undang yang relevan.
Rusia mengatakan telah memobilisasi lebih dari 300.000 orang tahun lalu untuk membantu menjalankan apa yang disebutnya "operasi militer khusus", tetapi sekarang berfokus pada upaya merekrut tentara sukarelawan profesional melalui kampanye iklan.
"Kami perlu menyempurnakan dan memodernisasi sistem panggilan militer," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov dalam jumpa pers reguler, Selasa, di mana dia juga mengingat "masalah" yang dialami tahun lalu dengan kampanye mobilisasi.
Keputusan awal untuk mengajukan mobilisasi untuk pertama kalinya sejak Perang Dunia Kedua mendorong puluhan ribu pria wajib militer untuk melarikan diri ke luar negeri, sementara beberapa protes pecah - dan dengan cepat diredam - di beberapa kota Rusia.
Tidak Ada Mobilisasi Kedua
Peskov menolak dugaan bahwa rencana digitalisasi dapat memicu gelombang kepanikan dan emigrasi lebih lanjut di antara pemuda Rusia yang ingin menghindari pertempuran di Ukraina.
"(Rencana ini) tidak terkait dengan mobilisasi," katanya, mengulangi jaminan sebelumnya bahwa tidak ada rencana mobilisasi gelombang kedua.
Berdasarkan sistem saat ini, laki-laki yang ditargetkan perekrut militer dikirimi surat panggilan ke alamat mereka yang terdaftar. Para perekrut kadang-kadang kesulitan untuk memastikan apakah panggilan itu telah diterima atau tidak atau apakah mereka mengirim ke alamat yang benar untuk seorang calon wajib militer.
Berdasarkan usulan-usulan baru, panggilan akan dikirim ke akun personal calon wajib militer di portal pemerintah yang utama. Surat-surat itu akan dianggap terkirim begitu dikirimkan secara elektronik.
Setelah surat panggilan diterima, berdasarkan undang-undang, warga negara yang tidak bisa hadir di kantor pendaftaran militer secara otomatis dilarang bepergian ke luar negeri.
"Surat panggilan dianggap telah diterima sejak ditempatkan di akun pribadi seseorang yang bertanggung jawab atas dinas militer," kata Andrei Kartapolov, ketua komite pertahanan parlemen Rusia, dalam komentar di televisi.
Kremlin tahun lalu berjanji untuk memperbaiki "kesalahan" dalam upaya mobilisasi awalnya yang membuat pria yang tidak memenuhi syarat untuk wajib militer karena usia atau kondisi medis dipanggil untuk berperang di Ukraina.
REUTERS
Pilihan Editor: Serangan Militer Myanmar Tewaskan Sedikitnya 50 Orang dalam Pertemuan Oposisi